Saudaraku, banyak yang pergi sangat jauh hingga ada yang tersesat di bagian dunia yang paling rumit, untuk menemukan bahagia, padahal lokasi bahagia disediakan Allah di tempat yang teramat dekat, yaitu di Hati kita sendiri. Ketahuilah bahwa kebahagiaan yang bergantung pada keadaan eksternal sangatlah rapuh. Saat keadaan berubah, maka kebahagiaan kita akan menguap. Siapapun yang menginginkan kebahagiaan tetapi abai pada Sang Pemilik Hati, maka akan terjauhkan dari kebahagiaannya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ …
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)
Bagaimana bisa bahagia, jika Kitab Bahagia (Al Qur’an) tidak kita baca? Dimana akan kita temukan bahagia, jika tidak rutin mengunjungi Rumah Bahagia (Masjid)? Pertemuan apa dan sahabat mana yang akan membahagiakan mereka, jika mereka tidak rutin menghadiri Pertemuan Bahagia (Pengajian)? Bagaimana mereka akan bahagia jika hati kehilangan rasa Sabar, Mudah Marah dan Sulit Bersyukur? Bagaimana bisa bahagia jika hati selalu Berburuk Sangka pada Allah dan orang lain?
Bagaimana bisa bahagia, jika hati menjadi sombong karena kerap mengandalkan diri serta kelebihannya hingga kehilangan Tawakkal dan Ridlo pada Allah? Bagaimana bisa bahagia, jika kehilangan Khusyu’ dalam ibadah dan tak Ikhlas dalam bekerja? Bagaimana bisa bahagia, jika Dosa pada Allah dan manusia belum ditaubati? Ingatlah bahwa manusia seringkali terjahati oleh kejahatannya sendiri dan terkhianati oleh pengkhianatannya sendiri.
Saudaraku, Jalan bahagia sangat jelas. Cintai diri dengan menjaga hati agar istiqomah dalam keikhlasan niat, senang beribadah, pandai memilih sahabat, tak memutus bahkan mengembangkan silaturrahim serta tak jemu memuliakan orang tua. Ya Rahman, Bahagiakan kami didunia dan di akhirat. (@msdrehem)