Istiqamah Dalam Dakwah

  • Sumo

Saudaraku, Hadirnya Ayat da’wah setelah Ayat Istiqamah pada Surah Fushshilat Ayat 33: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”, memberikan isyarat bahwa da’wah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan istiqamah di Jalan Allah. Tak ada istiqamah tanpa da’wah; dan tak ada da’wah tanpa istiqamah. Karena tak ada istiqamah tanpa cinta ibadah; dan cinta ibadah hanya terwujud jika kita mengajak orang lain untuk mengamalkannya. Di tengah perjuangan kita dalam mengoptimalkan amal ibadah, patut kita renungkan kekurangan dan kelemahan kita dalam menegakkan da’wah, antara lain:  bahwa yang berda’wah hanya para ustadz. Yang bukan ustadz, belum merasa berkewajiban untuk berda’wah.

Yang dipahami sebagai da’wah, hanya sebatas ceramah di masjid dan da’wah di media sosial. Kita belum berda’wah di pasar, di mall, di bandara, di terminal, di cafe, di jalan, di tempat tempat umum. Fenomena jamaah masjid yang semakin berkurang, itu menunjukkan bahwa da’wah kita di masjid belum berhasil mempertahankan jumlah jamaah masjid yang sangat banyak pada awal awal Ramadhan. Saudara saudara kita yang ke masjid, belum bisa kita pertahankan untuk tetap ke masjid. Apalagi saudara saudara kita yang belum ke masjid, sama sekali belum kita sentuh dengan da’wah. Banyak orang tua belum bersungguh sungguh mengikutkan putera puteri mereka ke masjid, membaca Al-Qur’an, ke pengajian, silaturrahim, dan seterusnya. Sesama jamaah masjid belum membiasakan untuk saling menguatkan kebiasaan ke masjid, belum saling mencari, belum saling memotivasi, belum saling menggembirakan dengan ibadah shalat di masjid.

Ada sikap masa bodoh yang merata atas dosa dosa yang dilakukan secara terang terangan di masyarakat kita, seperti ibu-ibu dan para muslimah yg masih pamer aurat, tanpa ada seorang pun yang menasehati mereka. Belum terbentuknya kelompok kelompok tilawah Al-Qur’an di kebanyakan masjid. Hal itu juga menjadi penyebab lemahnya da’wah di kalangan jamaah masjid. Kebanyakan muslim belum memahami bahwa da’wah itu adalah fardhu ‘ain, kewajiban setiap muslim mukallaf. Sehingga kebanyakan muslim belum merasa berdosa kalau tidak berda’wah. Kebanyakan ahli ibadah juga belum memahami bahwa da’wah adalah ibadah istimewa yang utama dan prioritas, yang wajib dioptimalkan dalam rangkaian perjuangan istiqamah di Jalan Allah. Ya Rahman, karunia dan rahmati kami tuk sll istiqomah di jalan da’wahMu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.