Sholat itu adalah ibadah yang perintahnya langsung diberikan oleh Allah SWT tanpa melalui perantara malaikat Jibril. Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain, ibadah-ibadah yang lain itu diperintahkan kepada Rosulullah SAW untuk disampaikan kepada umatnya melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril dan disampaiakan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi khusus untuk sholat, ini disampaikan oleh Allah SWT secara langsung, melalui peristiwa isro’ dan mi’raj sebagaimana yang kita ketahui.
Itu menunjukkan bahwasanya sesungguhnya sholat adalah sesuatu yang urgen, sesuatu yang sangat penting sekali, sehingga Allah perlu untuk memanggil langsung Nabi Muhammad SAW untuk menghadapnya untuk menerima perintah secara langsung.
Sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab dan ditimbang oleh Allah SWT sebelum ibadah-ibadah yang lain. Dan nilai dari timbangan atau hisab dari sholat ini nanti akan sangat berpengaruh terhadap nilai dan kualitas ibadah-ibadah yang lain. Jadi jika nilai dari sholat itu baik, maka ibadah yang laiinya dianggap baik. Tetapi sebaliknya jika nilai dari sholat itu buruk maka, ibadah yang lainnya dianggap sebagai buruk. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “ Yang pertama kali di hisab, dihitung, ditimbang, diperhitungkan oleh Allah SWT dari ibadah-ibadah manusia itu adalah sholat”. “Jika sholatnya baik, maka ibadah-ibadah yang lain baik nilainya. Dan jika rusak, ataupun buruk, maka ibadah-ibadah yang lainnyapun juga nilainya menjadi buruk”. Ini artinya mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap perilaku, terhadap kualitas dan nilai ibadah seseorang.
Sholat itu adalah sebagai tiang agama. Dia adalah penopang utama dari sebuah bangunan yang namanya islam. Rasulullah menggambarkan islam itu adalah ibarat satu bangunan yang ditopang oleh lima hal. “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yang pertama adalah sahadat, sholat, zakat, puasa dan haji”. Dan khusus untuk sholat ini, Rosulullah SAW menegaskan bahwasanya “sholat itu adalah tiang agama”. “Barang siapa yang menegakkan sholat, sungguh ia telah mengakkan dan membangun agama dalam dirinya, tetapi sebaliknya siapa yang meninggalkan sholat sesungguhnya ia telah merobohkan agama dari dirinya”.
Sholat itu adalah menjadi pemisah dan pembeda antara seorang muslim dan non muslim. Artinya seorang muslim itu dicirikan ditandai dengan kemampuanya ataupun pelaksanaan dari sholat. Jika seseorang itu melakukan sholat sebagai seorang muslim tapi sebaliknya jika tidak melaksanakan sholat maka akan sama saja nilainya dengan orang-orang kafir.
Sholat itu adalah salah satu fungsinya sebagai mi’raj yaitu saat bertemu dengan Allah SWT. Sebagaimana Rosulullah SAW bertemu Allah SWT, maka seorang mukmin bertemu dengan Allah SWT setiap hari minimal 5 kali yaitu bertemu dengan Allah SWT melalui media sholat. Rosulullah dalam hal ini juga bersabda “Sholat itu adalah mi’rajnya waktunya bertemu dengan Allah SWT”. Saat itulahseorang muslim sedang menghadap kepada Allah SWT, sedang bermunajat, sedang berdialog, karena itu diharapkan bagi seorang muslim yang sedang sholat, maka hendaklah ia memakai perhiasan yang paling baik. “Ambilkan perhiasan, ambillah pakaian yang terbaik yang kalian miliki ketika kalian melakukan sholat”.
Sholat itu adalah sebagai pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Seseorang itu tidak akan terhalang dari perbuatan keji, perbuatan tercela jika ia tidak mengerjakan sholat. Dengan sholatlah ia akan dihalang-halangi akan dicegah dari perbuatan dosa. “Sesungguhnya sholat itu akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar”.
Sholat sebagai penolong, artinya ketika seseorang itu sedang menghadapi problema, menghadapi masalah, maka solusi yang diberikan oleh Allah AWT adalah dengan mendekatkan diri kepada-Nya, dengan sabar dan sholat. Sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalan QS. Al Baqoroh ayat ke 45 & 46, “ Dan Hendaklah kalian menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong kalian. Dan itu terasa berat kecuali orang-orang yang khusuk. Yaitu orang-orang yang menyangka mereka akan bertemu dengan Tuhannya dan kepadanyalah mereka akan kembali”.
Dan hal ini juga di lakukan oleh Rosulullah SAW dan dicontohkan kepada kita, sebagaimana di riwayatkan oleh Huzaifah bin Zaman, bahwasanya Rosulullah SAW ketika menghadapi perang ahzab, yaitu perang sekutu, saat itu Rosulullah sedang dikepung, sedang dikroyok oleh kabilah-kabilah di sekitarnya maka Rosulullah SAW di malam hari bersholat, sangat panjang sekali. Demikian juga yang dikisahkan oleh Ali Bin Ali Tholib, ketika Rosulullah SAW hendak menghadapi perang badar, ketika semua sahabat-sahabat tidur semuanya maka Rosulullah SAW seorang diri, kemudian sholat dan beliau sholat mulai saat itu sampai pagi harinya. Dan Allah akhirnya memberikan kemenangan, pada dua momentum peperangan itu, yaitu pada perang ahzab dan perang badar. (Amin Syukroni)