Orang tua itu tidak pernah takut miskin ketika harus memberi nafkah bagi kebahagiaan dan kebaikan anak-anaknya. Tapi banyak anak yang penuh pertimbangan dan takut kekurangan disaat harus menanggung orang tua dimasa tuanya. Padahal bisa jadi Allah berkenan untuk memberikan kesuksesan kepada anak-anaknya, berkat upaya dan do’a dan restu orang tuanya yang tidak pernah kenal kata lelah dan putus asa. Harta bisa dicari, ilmu bisa dipelajari, jabatan bisa diupayakan. Tetapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan pernah bisa terulang kembali.
Seorang ibu bisa merawat enam, tujuh atau delapan anaknya. Bahkan bisa juga lebih dari jumlah itu. Tetapi delapan orang anak belum tentu bisa membahagiakan satu orang ibu. Seorang ayah, bisa memberi nafkah sepuluh anaknya. Tetapi sepuluh orang anak belum tentu siap untuk menanggung kebutuhan satu orang ayah.
Saudaraku, sudahkah kita berupaya untuk membuat orang tua kita bahagia hari ini. Sudahkah kita membuatnya tersenyum hari ini. Sudahkah kita bersungguh-sungguh berdo’a bagi kebaikan orang tua kita hari ini. Saudaraku, jika anda mau beruntung, maka ambillah pelajaran dari dua hadits Nabi berikut ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Kemudian ada sahabat yang bertanya : “Siapa yang terhina itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga” (HR. Muslim).
Beliau juga bersabda: “Orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” Jika kalian mau memasukinya, maka jagalah orang tua kalian. (HR. Tirmidzi)
Ya Allah, Karuniakanlah kemudahan, taufiq, dan ridho-Mu agar kami senantiasa bisa berbakti kepada kedua orang tua kami disaat mereka masih hidup dan sesudah mati. Allahumma Aamien