Saudaraku, pertemuan dan kebersamaan yang sudah lama kita bangun, seharusnya dirayakan dengan amal hati, dzikir dan do’a. Tentu juga diperkuat dengan tasamuh (toleransi), tawaashiy (saling berwasiat) dan tanaashuh (saling nasehat-menasehati). Sejatinya, pertemuan dan kebersamaan tidak boleh terputus walaupun kita berpisah. Karena hati telah tersambung dengan cinta, kasih sayang dan do’a walau jasad tak bersua. Untuk itu amal-amal hati harus diteruskan: saling menyebut kebaikan, saling menghargai, saling berterima kasih, saling memaafkan, saling mengungkap cinta, dan mengingat kasih sayang yang mengikat. Itu semua harus dibiasakan setiap saat. Karena sungguh, ikatan suci persaudaraan menembus perbedaan pendapat dalam urusan duniawi yang fana. Untuk semua yang membaca renungan ini, diucapkan :
“Innie uhibbuka/i fillah…”