Ibadah dalam Islam bertujuan untuk merealisir hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga bisa memperkokoh kepribadian manusia dan bisa meningkatkan hubungan sesama manusia atau alam lingkungannya. Dengan beribadah, seorang muslim diharapkan menjadi manusia yang mulia akhlaknya dan lurus prilakunya. Ibadah menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan Allah lewat pengontrolan diri dan rasa tunduk kepada-Nya.
Meskipun manusia menyadari bahwa hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah, namun kadang sifat manusia yang lemah membuat mereka malas menjalankan ibadah. Ada juga syetan yang selalu berupaya menggoda manusia agar mereka lalai dan malas dalam beribadah. Disamping itu ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan manusia malas dalam beribadah.
Terbiasanya seseorang dalam melakukan maksiat, menyebabkan jauhnya seseorang dari ibadah kepada Allah. Syetan biasanya menggoda melalui syahwat manusia. Menuruti nafsu syahwat merupakan penghalang bagi seseorang untuk beribadah kepada Allah. Maksiyat adalah virus jahat yang bersemayam di dalam diri kita yang siap merontokkan kekuatan kita untuk beribadah. Para ulama salafussaleh jika ketinggalan kebajikan pada hari tertentu, mereka langsung mengintrosepeksi diri, dan bertanya kepada diri masng-masing, dosa apa yang telah saya lakukan sehingga saya ketinggalan sebuah ibadah ?
Perut adalah tempat makanan dan minuman, juga tempat mengolah makanan sekaligus sumber kesehatan dan penderitaan. Sifat malas dan berat melakukan suatu pekerjaan ketika seseorang makan atau minum secara berlebihan. Termasuk di antaranya adalah untuk beribadah kepada Allah Swt.
Dalam hadits Nabi Saw, Dari al-Miqdam bin Ma’dikarib r.a. berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Bagi anak Adam tidak ada wadah yang lebih buruk untuk dipenuhi daripada perut. Cukup bagi anak Adam beberapa suapan makanan yang dapat menegakkan tulang belakangnya, maka apabila ia harus makan banyak, hendaklah ia menjadikan sepertiga isi perutnya untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minum, dan sepertiganya lagi untuk nafasnya.” (HR Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Fisik yang lemah juga bisa berpengaruh terhadap ibadah seseorang. Rasulullah bersabda, “Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dibandingkan dengan mukmin yang lemah.”
Sesorang yang kuat fisiknya membuat dia bersemangat untuk tetap taat dalam beribadah kepada Allah. Islam sangat mementingkan keseimbangan antara kesehatan jiwa dan kesehatan badan.
Kebodohan atau tidak adanya ilmu membuat seseorang tidak mengetahui hakekat ibadah kepada Allah, sehingga menimbulkan kemalasan untuk beribadah kepada Allah. Disinilah pentingnya ilmu pengetahuan agama yang menuntun seorang hamba untuk mengetahui untuk apa dia harus beribadah kepada Allah. Disamping itu, kemalasan dalam beribadah juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk atau kurang mendukung seseorang untuk rajin ibadah.