Perasan was-was atau bisikan kekufuran yang kadang ada dalam hati kita harus melawan, dingkari dan diabaikan. Ketika langsung melawan, mengingkari dan mengabaikan, maka tidak akan terjadi kekufuran Sebagaimana yang telah diupayakan oleh sebagian sahabat Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang mengalami pengalaman yang sama, mereka merasakan kesempitan dada kemudian curhat kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Karenanya, disamping kita wajib untuk berupaya melawan was was tersebut, maka seyogyanya kita sertai dengan upaya optimal untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbaiki ibadah ibadah kita yang wajib dan yang sunnah dan lebih memperbanyak do’a kepada Allah, terutama do’a do’a memohon perlindungan
Ada beberapa do’a, yang bisa kita panjatkan kepada Allah untuk berlindung dari kejahatan bisikan-bisikan buruk itu. Diantaranya adalah berikut :
1) Tersebut dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا ؟ من خلق كذا ؟ حتى يقول من خلق ربك؟! فإذا بلغه فليستعذ بالله ولينته
“Setan akan mendatangi salah seorang di antara kalian, lalu dia akan bertanya, ‘siapa yang menciptakan ini, siapa yang menciptakan itu?”
Hingga akhirnya dia bertanya, “Siapa yang menciptakan tuhanmu?”
Jika sampai kepadanya hal tersebut, maka hendaknya dia berlindung kepada Allah (berta’awwudz) dan berhenti (tidak meneruskan).
Inilah doanya, membaca ta’awwudz :A’UDZUBILLAHI MINAS SYAITHOONIR ROJIIM
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
2). Atau dengan memperbanyak membaca surat An Nas. Karena di dalam surat ini, terdapat doa berlindung dari bisikan-bisikan setan yang terkutuk..
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ *مَلِكِ ٱلنَّاسِ * إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ *مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ * ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ * مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Aku berlindung dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS.An-Nas, 1 – 6)
Nabi shalallahu alaihi wa sallam selalu rutin membaca surat ini, bersama surat Al Falaq dan Al Ikhlas, setiap pagi dan petang, masing-masing dibaca tiga kali.
Dari Abdullah bin Khubaib –radhiyallahu ‘anhu-. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– pernah bersabda kepadanya:
قُلْ : ” قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ” ، وَالمُعَوِّذَتَيْنِ ، حِينَ تُمْسِي وَتُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
“Katakanlah: “Katakanlah bahwa Allah itu Maha Esa” (surat Al-Ikhlas), dan kedua surat perlindungan (surat Al-Falaq dan An-Nas), pada waktu sore dan pagi hari, sebanyak 3x. Niscaya kamu akan dicukupkan dari segala sesuatu”.
(HR. Tirmidzi: 3575 dan telah dishahihkannya, Abu Daud, dishahihkan oleh Nawawi di dalam Al Adzkar: 107)
Demikian pula setiap selesai shalat. Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata,
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348). (aca)