Membentuk Ahlaqul Karimah

  • Sumo

Salah satu keutamaan Al-Islam bagi umat manusia adalah adanya sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaaan dan peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan kemantapan. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Alloh, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Alloh menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Alloh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya menunjuki mereka ke jalan yang lurus, sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 15 dan 16.Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat pula dalam sistem pendidikan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam mendidik para shahabat yang telah menghasilkan generasi yang tak ada duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini. Tak ada yang mampu menandinginya baik sebelum dan sesudah generasi shahabat tersebut.

Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah SAW, kita tak akan merasakan dan tak mampu melaksanakan pendidikan Islam. Sebab beliau telah meninggalkan dua kurikulum yang dapat kita pakai acuan dalam mendidik manusia yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Pendidkan Islam bertujuan menumbuhkan keseimbangan pada kepribadian manusia , sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Alloh, pada tingkat individual, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Oleh karena itu Islam memandang, kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang sehat, bersih dan benar (Islam).

Bagaimana Kiat-Kiat Membentuk Akhlak Islami?

  1. Memperkuat Makna-Makna Keimanan

Iman adalah segala dalam menentukan arah hidup serang Muslim. Iman merupakan pondasi yang paling kokoh dalam membangun akhlak mulia sekaligus menjaganya dari penyimpangan.  Seperti terjaganya kesholehan akhlak seorang istri shahabat Rasulullah saw. ketika suaminya yang sangat dirindukannya itu tidak ada di rumah. Hasratnya untuk bercumbu dengan lelaki lain terhalang  karena takut akan siksaan Allah Azza wa Jalla.

إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَ  مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى  

Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) ( QS. Thaha: 2-3 )

  1. Memahami antara yang baik dengan yang buruk

Kepribadian model apa yang terbentuk juga sangat tergantung informasi yang diserap.

Mampu membedakan antara perbuatan baik dengan perbuatan buruk . Inilah penyesalan yang diungkapkan oleh penghuni neraka, terbentuknya keppribadian buruk karena tidak memahami ilmu yang benar:

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS.Al-Mulk: 10)

Tentu sangat berbeda antara yang berilmu dengan yang tidak berilmu:

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ( QS. Az-Zumar: 9 )

  1. Bergaul Akrab dengan orang-orang yang berakhlak baik

Urgensi bergaul dengan orang-orang yang baik:

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. ( QS. Ali Imran: 193 )

Rasulullah saw. bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wanginya sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan bau tidak sedapnya.” ( HR. Bukhari dan Muslim )

  1. Bersegera melakukan amalan yang baik meskipun kecil

Bersegera melakukan kebaikan karena menghargai nilainya  dan peluang untuk saat yang akan datang belum tentu ada. Bersegera melakukan kebaikan berarti memperkcil peluang sifat buruk dan kejahatan untuk muncul.

Bersegera mengerjakan kebaikan tentu akan merubah banyak kebiasaan-kebiasaan yang tidak terpuji.

وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قل

Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara kontinyu walaupun sedikit.“  ( HR. Muttafaqun alaih)

  1. Menjauhi lingkungan Yang merusak

Dari Abu Said, iaitu Sa’ad bin Sinan al-Khudri r.a. bahawasanya Nabiullah s.a.w. bersabda:

“Ada seorang lelaki dari golongan ummat yang sebelummu telah membunuh sembilan puluh sembilan manusia, kemudian ia menanyakan tentang orang yang teralim dari penduduk bumi, ialu ia ditunjukkan pada seorang pendeta. la pun mendatanginya dan selanjutnya berkata bahawa sesungguhnya ia telah membunuh sembilan puluh sembilan manusia, apakah masih diterima untuk bertaubat. Pendeta itu menjawab: “Tidak dapat.”

Kemudian pendeta itu dibunuhnya sekali dan dengan demikian ia telah menyempurnakan jumlah  seratus dengan  ditambah  seorang  lagi  itu.  Lalu  ia bertanya lagi tentang orang yang teralim dari penduduk bumi, kemudian ditunjukkan pada seorang yang alim, selanjutnya ia mengatakan bahawa sesungguhnya ia telah membunuh seratus manusia, apakah masih diterima taubatnya. Orang alim itu menjawab: “Ya, masih dapat. Siapa yang dapat menghalang-halangi antara dirinya dengan taubat itu. Pergilah engkau ke tanah begini-begini, sebab di situ ada beberapa kelompok manusia yang sama menyembah Allah Ta’ala, maka menyembahlah engkau kepada Allah itu bersama-sama dengan mereka dan janganlah engkau kembali ke tanahmu sendiri, sebab tanahmu adalah negeri yang buruk.” Orang itu terus pergi sehingga di waktu ia telah sampai separuh perjalanan, tiba-tiba ia didatangi oleh kematian.

Kemudian bertengkarlah untuk mempersoalkan diri orang tadi malaikat kerahmatan dan malaikat siksaan – yakni yang bertugas memberikan kerahmatan dan bertugas memberikan siksa, malaikat kerahmatan berkata: “Orang ini telah datang untuk bertaubat sambil menghadapkan hatinya kepada Allah Ta’ala.” Malaikat siksaan berkata: “Bahawasanya orang ini sama sekali belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun.”

Selanjutnya ada seorang malaikat yang mendatangi mereka dalam bentuk seorang manusia, lalu ia dijadikan sebagai pemisah antara malaikat-malaikat yang berselisih tadi, yakni dijadikan hakim pemutusnya – untuk menetapkan mana yang benar. Ia berkata: “Ukurlah olehmu semua antara dua tempat di bumi itu, ke mana ia lebih dekat letaknya, maka orang ini adalah untuknya – maksudnya jikalau lebih dekat ke arah bumi yang dituju untuk melaksanakan taubatnya, maka ia adalah milik malaikat kerahmatan dan jikalau lebih dekat dengan bumi asalnya maka ia adalah milik malaikat siksaan.” Malaikat-malaikat itu mengukur, kemudian didapatinya bahawa orang tersebut adalah lebih dekat kepada bumi yang dikehendaki -yakni yang dituju untuk melaksanakan taubatnya. Oleh sebab itu maka ia dijemputlah oleh malaikat kerahmatan.” (Muttafaq ‘alaih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.