Saudaraku, para nabi dan nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi sekaligus pemimpin umat. Khulafaur-Rasyidin adalah para sahabat lurus yang dipilih untuk memimpin rakyat. Maka memilih pemimpin sangat penting karena : Pemimpin adalah wadah untuk menciptakan kemaslahatan publik (al-mashlahah al ‘ammah). Di tangan pemimpinlah ditentukan nasib dan masa depan semua rakyat. Kepemimpinan dalam Islam tidak semata mementingkan internal Islam sendiri. Kepemimpinan dalam Islam itu universal, yang juga mementingkan semua kelompok di luar Islam, sebagaimana telah dipraktekkan nabi Muhammad saw saat memimpin Madinah.
Kriteria pemimpin dalam Islam adalah, “Qowiyyun Amiin” (Kuat dan Amanah) dan “Hafiedzun ‘Aliem” (Melindungi dan berwawasan luas) yang tercirikan melalui : Siddiq atau berintegritas. Pidatonya selaras dengan perbuatan dan bukan sekedar pencitraan. Amanah atau memiliki kredibilitas yang mampu memunculkan kepercayaan public. Fathanah atau cerdas sehingga mampu mengeksploitasi semua sumber daya yang dimiliki agar berhasil melampaui situasi tertentu. Tabligh atau sikap terbuka dalam mempertanggung jawabkan secara transparan semua sumber daya dan kebijakan pengelolaan yang dipercayakan
Manakala pemimpin kuat, maka rakyat selamat dan negeri penuh berkat. Manakala dalam sebuah pemilihan, ternyata “bukan” pemimpin dengan kriteria kita yang terpilih, maka tetap pujilah Allah dan “jangan” menjadi murka karena di masa Fir’aun pun muncul Musa AS bersama kaumnya yang tetap kokoh beribadah memuji Allah SWT. Manakala pemimpin yang terpilih sesuai dengan kriteria kita, maka bersyukurlah dengan banyak beristighfar agar tak lalai, sebab dibawah kepemimpinan para nabi banyak pula umatnya yang ingkar. Ya Rahman, Jadikan negeri kami adalah negeri yang Engkau rahmati dan karuniakan kami pemimpin kuat, amanah yang bisa menjaga negeri. (@msdrehem)