Menghalau Sifat Ujub

  • Sumo

Saudaraku, Seringkali langkah dan ucapan kita didominasi oleh perasaan. Dominasi perasaan yang terekspresikan dalam pilihan sikap seringkali berawal dari sikap ujub atau merasa diri begitu penting. Terjebak dalam rasa ujub membuat banyak dari kita sangat mementingkan perasaannya sendiri dan tak tau bagaimana menyelesaikan masalah sendiri. Selanjutnya, yang tadinya keadaan aman terkendali menjadi semrawut dan kesemrawutan itu menjadi tak terselesaikan bahkan kian membesar.

Sungguh kita telah mencelakakan diri sendiri atau mendapat sanksi sosial dan lainnya, karena perilaku tak logis atau emosional diri kita sendiri. Kehilangan logika memunculkan perasaan yang terdominasi oleh perasaan negatif, sehingga terjadilah: sangkaan buruk, penilaian buruk, kalimat buruk, perilaku buruk. Na’uzubillah, karena itu kita harus selalu berusaha menghalau ujub untuk menghadirkan perasaan positif setiap saat, seperti: perasaan bahagia, perasaan optimis, perasaan cinta dan tulus -perasaan aman, damai, yakin dan penuh syukur.

Bersama kita selalu hadirkan perasaan rendah hati, menganggap penting orang lain dan memilih memiliki perasaan positif  dalam setiap langkah, sikap dan ucapan Ya Rahman, Sembuhkan hati kami dari penyakit iri, dengki, hasad, sombong, riya’ dan ujub. (@msdrehem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses