Meningkatkan Rasa Syukur

  • Sumo

Saudaraku, Syukur itu kesadaran imani yang lahir dari renungan atas nikmat Allah yang tidak terhitung banyaknya.Syukur itu bertingkat tingkat, sesuai tingkat kesadaran imani. Karena itu, sejatinya renungan syukur selalu meningkat, agar efektifitas syukur benar benar memotivasi, mensucikan dan menguatkan. Salah satu bentuk renungan syukur ialah: Merenungkan kondisi saudara saudara kita yang berkebutuhan khusus, mereka yang diuji oleh Allah dengan ketidak mampuan untuk melihat, atau tidak mampu mendengar, tidak mampu berbicara, atau mereka yang stroke, mereka yang lumpuh, atau mereka yang tidak waras dan seterusnya. Sudahkah kita menyadari bahwa Allah Maha Kuasa untuk menguji kita dengan keterbatasan dan penderitaan yang sama, bahkan bisa lebih parah dari penderitaan mereka? Na’udzubillah! Kita berdo’a agar Allah mengangkat penderitaan saudara saudara kita dan agar Allah senantiasa melindungi kita dari semua penderitaan dan kesulitan. Aamiiin!

Sudahkah kita sampai pada hakekat syukur? Hakekat syukur antara lain dinilai dari efektifitas syukur dalam kepribadian: Orang syukur tidak takabbur. Orang syukur tidak lalai. Orang syukur tidak hasad. Orang syukur tidak dendam. Orang syukur tidak galau. Orang syukur tidak mengeluh negatif. Orang syukur tidak bakhil. Orang syukur tidak korupsi. Orang syukur tidak menyogok atau menerima sogok. Orang syukur tidak menikmati riba. Orang syukur tidak menipu. Orang syukur tidak menunda dzikir. Orang syukur tidak kesiangan shalat subuh.  Orang syukur tidak malas ke masjid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.