Siapapun pasti menginginkan mempunyai teman, tetangga dan lingkungan masyarakat yang baik. Karena semua orang mengimpikan bisa menjalin kemitraan dengan siapa saja dan juga memiliki basis sosial yang baik. Karena semua orang juga berfikir bahwa kemitraan dan basis social yang baik akan menjadikan hubungan antar personal di masyarakat akan menjadi baik pula. Antar sesama tidak lagi ada perasaan saling curiga mencurigai, terjalinnya suasana kerjasama dan saling menolong diantara satu dan lainnya serta berlomba-lomba untuk saling memberi manfaat kepada sesamanya. Dan alangkah indahnya kehidupan yang ditata diatas pondasi akhlaq yang demikian.
Menjalani kehidupan dengan berbalutkan akhlaq yang mulia harusnya menjadi pilihan setiap orang. Karena dengan demikian mereka akan mendapatkan kebahagiaan dan sekaligus menjadi orang pilihan. Nabi saw pernah bersabda:“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaqnya”. Artinya kebaikan budi pekerti seseorang merupakan ciri orang terbaik dalam kehidupan. Baik budi pekertinya kepada manusia maupun tentunya budi pekertinya kepada Allah swt. Dalam hadits lainnya disebutkan bahwa “Orang mukmin itu mudah akrab dan mudah diakrabi. Dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa akrab dan tidak bisa diakrabi.” Jadi pandai bergaul, mudah akrab, cepat menarik simpati dalam berinteraksi, sepanjang dilakukan dengan menetapi adab-adab yang disyariatkan, maka semua itu adalah tanda kebaikan seorang muslim di sisi Allah Taala.
Dalam hadits lainnya disebutkan:“Manusia yang paling dicintai Allah Taala adalah yang paling bermanfaat di antara mereka. Dan amal yang paling dicintai Allah Taala adalah membuat muslim lainnya bergembira, atau menghilangkan kesulitannya, atau melunasi utangnya, atau mengenyangkan laparnya. Dan apabila ada seorang muslim yang berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudaranya muslim lainnya, maka itu lebih dicintai Allah Taala daripada i’tikaf sebulan di masjidku (Nabawi) ini. Barangsiapa yang menahan marahnya, maka Allah Taala akan menutupi aibnya, dan barangsiapa yang menahan amarahnya padahal ia mampu melampiaskan amarahnya maka Allah Taala akan memenuhi hatinya di hari Kiamat kelak dengan harapan. Dan barangsiapa yang berjalan memenuhi kebutuhan saudaranya sampai sempurna terpenuhi kebutuhannya maka Allah Taala akan meneguhkan berdirinya pada hari dimana tersungkur kaki-kaki manusia di akhirat. Dan ketahuilah bahwa keburukan akhlaq itu menghancurkan amal kalian sebagaimana cuka menghancurkan madu.” (H.R. At-Thabari)
Demikian juga seorang yang berakhlaq mulia tidak akan pernah bersikap sombong dan senantiasa penuh pengertian dan kelembutan kepada semua orang, karena mereka akan selalu diingatkan oleh contoh dari sikap Nabi saw ketika beliau telah menjadi penguasa Arab saat itu, dan seorang Arab Badui dibawa ke hadapannya dengan tubuh gemetar ketakutan, maka Beliau saw bersabda, “Tenangkan dirimu, aku ini bukanlah Raja, aku ini hanya anak seorang wanita Quraisy, yang biasa makan daging kering.” (H.R. Ibnu Majah, Ibnu Sa’ad, Al-Hakim dan Al-Haitsami)