Menjaga Lisan

  • Sumo

micSedemikian vitalnya lisan ini sampai-sampai Rasulullah mengukur kualitas keimanan seseorang dari lisannya. Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, ”Tidaklah lurus iman seseorang sampai lurus hatinya. Dan tidaklah lurus hati seseorang sampai lurus lisannya.” (HR Ahmad). Dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam saja.” (HR Bukhari dan Muslim). Hadits-hadits tersebut menegaskan bisa sedemikian berbahayanya lisan jika tidak dijaga, Umar bin Khaththab berkata, ”Barangsiapa banyak bicaranya maka akan banyak tergelincirnya. Barangsiapa banyak tergelincirnya maka banyaklah dosanya. Dan barangsiapa banyak dosanya maka neraka lebih pantas untuknya.”

Mu’adz bin Jabal pernah menanyakan berbagai kebaikan kepada Rasulullah. Semuanya pun dijawab oleh Rasulullah. Setelah itu, Rasulullah balik bertanya kepada Mu’adz, ”Maukah engkau aku beritahu yang lebih besar dari semua kebaikan itu?” Mu’adz menjawab, ”Tentu, wahai Rasulullah.” Maka sambil memegang lisan, Rasulullah bersabda, ”Jagalah ini!” Mu’adz bertanya dengan nada agak protes, ”Wahai Nabi Allah, apakah kita akan dicelakakan oleh apa yang kita ucapkan?” Rasulullah menjawab, ”Kasihan engkau, Mu’adz. Mestinya engkau tahu itu.” Lalu beliau melanjutkan, ”Apakah kiranya yang akan menjerumuskan manusia kedalam api neraka kecuali lisannya?” (HR Turmudzi dan Hakim).

Dari sini jelas bagi kita semua bahwa ternyata lisan kita amat menentukan nasib kita di akhirat. Selamat dan celakanya kita pada hari pembalasan kelak sangat ditentukan oleh sejauhmana kita bisa menjaga lisan kita. Sayangnya, seringkali kita tidak sadar. Seringkali kita lalai terhadap setiap kata yang meluncur dari lisan kita. Padahal dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya seseorang mengucapkan satu kata yang ia sangka bukan apa-apa (tidak berdosa) padahal satu kata itu ternyata akan menggelincirkannya selama tujuh puluh tahun didalam neraka.” Dalam redaksi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya seseorang mengucapkan satu kata yang tidak ia teliti sebelumnya sehingga akibat satu kata itu ia tergelincir kedalam neraka sejauh jarak antara timur dan barat.” Masya-allah! Jika demikian, bagaimana dengan keadaan kita selama ini? Apakah kita senantiasa meneliti setiap kata yang keluar dari lisan kita? Ataukah kita tidak pernah mengendalikannya sehingga tanpa sadar hal itu akan melemparkan kita kedalam neraka?

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Habibah, Rasulullah bersabda, ”Setiap perkataan anak Adam akan menjadi beban baginya kecuali amar makruf nahi munkar dan dzikrullah.” (HR Ibnu Majah dan Turmudzi).

Oleh karena itu, Al-Qur’an dalam banyak tempat memerintahkan kepada kita untuk berbicara dengan tepat. Allah swt berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bertuturkatalah dengan tepat, niscaya Allah akan memperbaiki untuk kalian amal-amal kalian dan Dia akan mengampuni untuk kalian dosa-dosa kalian.” Demikianlah Allah memerintahkan kepada kita untuk berkata-kata dengan tepat, sesuai dengan tempat, waktu, situasi dan kondisi. Betapa banyak orang yang bermaksud baik akan tetapi ketika ia menyampaikannya dengan tidak tepat maka justru muncul masalah besar. (Ustadz Muhammad Sholeh Drehem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.