Al-Hikmah secara bahasa artinya kebijaksanaan, pendapat / pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur’an, (sinonimnya; kebijaksanaan, kecerdasan, akal budi, akal sehat dan kecerdikan). Semua kata tersebut berarti “kemampuan untuk mencapai kesimpulan yang cerdas”, kebijaksanaan menyiratkan akal dan penilaian yang jauh di atas rata-rata.
Menurut Al-Maraghi dalam kitab Tafsirnya, menjelaskan al-Hikmah sebagai perkataan yang tepat lagi tegas yang diikuti dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran.
Abdurrahman As-Sa’di menafsirkan kata Al-hikmah dengan ilmui-lmu yang bermanfaat dan pengetahuan-pengetahuan yang benar, akal yang lurus, kecerdasan yang murni, tepat dan benar dalam hal perkataan maupun perbuatan, seluruh perkara tidak akan baik kecuali dengan al-hikmah, yang tidak lain adalah menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya; mendudukkan perkara pada tempatnya, mengundurkan (waktu) jika memang sesuai dengan kondisinya, dan memajukan (waktu) jika memang sesuai dengan yang dikehendaki.”
Menurut Prof. DR. H. Alaidin Koto, MA, ilmu sampai pada level hikmah adalah ilmu yang memberikan manfaat kepada orang lain. Contoh, seorang akademisi dengan bidang keilmuan hukum dapat memberikan manfaat pada orang lain dengan menegakkan amar makruf nahi mungkar dengan menyeimbangkan keadilan dan menolak kemungkaran dengan kekuatan ilmunya.
Hikmah adalah suatu proses panjang yang telah dilalui oleh seseorang. Hikmah di balik kita melewati fase ini juga sangat berguna bagi masa depan kita kelak yaitu dapat membentuk kita menjadi seseorang yang optimis serta terus berjuang dalam menjalani kehidupan. Hikmah (Wisdom) adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut.
Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Allah menganugerahkan Al-Hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS Al-Baqarah (2):269). Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ambillah hikmah itu di manapun kamu menemukannya. Karena ia milik kaum mukmin yang hilang.”
A. Cara mengambil pelajaran hidup agar mendapat hikmah :
1. Miliki kesadaran akan segala hal yang sedang terjadi.
2. Berlapang dada menerima kenyataan.
3. Selalu bersyukur tentang apa pun itu.
4. Teruslah mencoba untuk selalu berpikir positif.
5. Buka pikiran dan optimislah.
B. Kata al-hikmah dalam al-Qur’an sebanyak 20 kali dengan berbagai makna :
a. Bermakna pengajaran Al-Qur’an; “Dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab ( Al-Qur’an) dan al-hikmah, Allah memberikan pengajaran (mau’izah ) kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu “ (QS. Al-Baqarah [2]:231)
b. Bermakna pemahaman dan ilmu
“Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak”. (QS. Maryam [19 ]:12)
c. Bermakna An-Nubuwwah (kenabian). (QS.An-Nisa’ [4]:5 4 dan QS as-Sad [38]:20)
d. Bermakna al-Qur’an yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia (QS. Al-Baqarah [2]:269)
C. Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah:
1. Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan.
2. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.
3. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).
4. Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah Swt.
D. Hikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang lemah lembut, pemberian motivasi, hilm (tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh), halus ataupun pemaaf, tetapi juga:
1. Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara tepat dan benar
2. Dapat memberi nasihat pada tempatnya
3. Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada tempatnya.
4. Dapat menempatkan sikap tegas
5. Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang dibutuhkannya
E. Keutamaan Hikmah:
1. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela kebenaran ataupun keadilan,
2. Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3. Mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan beragam pendekatan dan bahasan,
4. Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar,
5. Senantiasa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua persoalan yang dihadapi,
6. Memiliki daya penalaran yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan,
7. Orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah.
Madiun, 24 Juli 2024, H. Suratno (Ketua PD IKADI Kab. Madiun)