Momentum

  • Sumo

Namanya sama persis, sama-sama berdiri di tingginya gunung, sama-sama bergolak dadanya melihat keindahan, tapi sangat jauh perbedaan isi hatinya. Ya, namanya sama Sultan Muhammad Al-Fatih dan Sultan Muhammad XII. Hampir setiap hari Sultan Muhammad Al-Fatih yang masih muda berdiri di sebuah gunung melihat indahnya Kota Konstantinopel, yang kata Napoleon Bonaparte andai dunia menjadi satu kota maka yang pantas jadi ibukotanya adalah Konstantinopel.

Al-Fatih melihatnya dengan bergolak hatinya karena ingin menjadi pembukti janji Rasulullah saw, bahwa kota itu akan ditaklukkan oleh kaum Muslimin, yang panglimanya sebaik-baik panglima dan pasukannya sebaik-baik pasukan. Dan dengan ijin Allah, pada akhirnya terbukti. Nun jauh disana, di Spanyol, tepatnya di Granada, kekuasaan terakhir kaum muslimin di wilayah Andalusia. Berdiri seorang pemuda di sebuah gunung Sultan Muhammad XII.

Melihat indahnya kerajaan Granada yang ditinggalkannya karena diusir paksa oleh Raja Spanyol. Matanya menangis, hatinya perih, terkenang kehebatan dan kemewahan kerajaan yang diwariskan oleh para pendahulunya. Ibundanya dengan sinis mengatakan, “Jangan engkau menangis seperti perempuan karena tidak bisa mempertahankan Granada sebagaimana laki-laki.”

Ya Sejarah akan menorehkan apa yang kita impikan dan kita perbuat. Momentum terbaik adalah hari ini. Bukan hari kemarin yang sudah terjadi, tidak bisa diputar balik dan tidak ada tayang ulang. Bukan pula hari besok yang masih misteri, masih rahasia dan belum terjadi. Masa emas, masa gemilang adalah hari ini, yang kita diberi waktu untuk mengukir sejarah, sebesar apa yang ingin kita raih dan impikan. “Semangat, Senyum, Sabar, Syukur, Sukses”. Madiun, 24 Juli 2024 H. Suratno, Ketua PD IKADI Kab. Madiun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.