Mukmin Yang Kuat

  • Sumo

jual sayur MadinahDari Abu Hurairah RA, telah bersabda Rasulullah Shallallaahu `alaihi wasallama: Mu`min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mu`min yang lemah, akan tetapi semuanya ada kebaikan, berusahalah melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan manfaat kepadamu, dan pada masa yang sama minta tolonglah kepada Allah subhaanahu wa ta`aala dan jangan pernah merasa lemah, jika engkau ditimpa sesuatu, maka jangan katakan: kalau aku melakukan begini dan begitu (pasti hasilnya begini dan begitu juga), akan tetapi katakanlah: Allah telah menentukan taqdirnya, dan apa saja yang dikehendaki oleh Allah, pasti terjadi, sesungguhnya perkataan (kalau) akan membuka kerja-kerja syaithan. (HR Muslim)

Yang dimaksud kuat di sini adalah kuat imannya bukan kuat ototnya. Karena kuat iman, kebaikannya adalah mutlak, sementara yang kuat ototnya, kebaikannya tidak mutlak, sebab bisa saja kekuatan otot  itu digunakan untuk kebaikan ataupun kejahatan. Bahwa memang mu`min yang kuat imannya lebih baik dari mukmin yang lemah iman. Sungguhpun demikian, mukmin yang lemah iman itupun masih baik, jika dibandingkan dengan orang yang tidak punya iman sama sekali.

Dalam kondisi apapun, kita harus berusahalah melakukan yang bermanfaat, dan tidak lupa memohon kepada Allah untuk agar diberikan hidayah-Nya. Karena semua keberhasilan bukan karena semata usaha kita sendiri, akan tetapi semuanya berkat izin dari Allah.  Saat kita melakukan pekerjaan, kadang kita menemukan hal-hal yang membuat kita letih, lelah, kecewa, dan barangkali putus asa. Nabi SAW Mengingatkan: “Jangan pernah merasa lemah”. teruslah bekerja dan berusaha, karena yang diminta Allah darimu hanya berusaha, masalah hasil ada pada Allah subhaanahu wa ta`aala. Dan manusia akan diminta pertanggungjawaban pada usahanya dan bukan pada hasilnya. Begitu juga pahala dan dosa bukan pada hasilnya, akan tetapi pada usaha yang dilakukan oleh manusia.

Jika hasil yang kita dapatkan tidak seperti yang kita diharapkan, maka kita jangan pernah mengatakan: “Kalau aku buat begini, mungkin hasilnya akan begini”, “kalau aku buat begini, tentu tidak akan terjadi seperti ini”,”kalau aku tidak lakukan, pasti tidak akan terjadi seperti ini..”, dan seterusnya.  kenapa tidak boleh berkata begitu? Sebab, perkataan “kalau” itu akan membuka pintu syaithan. Syaithan akan masuk dan bermain dalam fikiran kita. Yang terjadi kemudian adalah mungkin akan putus asa, mungkin akan menyalahkan orang lain, bahkan bisa jadi mungkin akan berburuk sangka kepada Allah, nauzubillah.

Maka mari tetap  bekerja, melakukan terus yang mendatangkan manfaat baik untuk kita ataupun orang lain, jangan pernah merasa lemah, jangan berandai-andai, dan yang jauh lebih penting dari itu semuanya  adalah kita tetap berharap pertolongan Allah SWT. (Usman J)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.