Saudaraku, Tawadhu’ adalah menunjukkan kerendahan martabat kita pada orang yang mengagungkan kita. Tawadhu bukan sekedar membangun citra dengan merendahkan hati, melainkan tepat dalam menempatkan diri pada posisi yang semestinya, sebagai hamba Allah subhanahu wata’ala. Mengapa harus tawadhu’?
- Agar selamat dari musibah kesombongan, karena sadar bahwa semua kelebihan dan pencapaian yang kita miliki berasal dari Allah swt.
- Agar mudah bersyukur pada Allah, karena sadar semua yang didapat adalah karunia-Nya.
- Agar mudah mencapai sukses, karena sadar sebagai manusia pasti banyak kekurangan. Ketawadhu’an menuntunnya untuk selalu terbuka atau tak memenjarakan diri dan fikirannya sehingga selalu memiliki energi untuk belajar dan cepat berkembang
- Agar terhindar dari sifat egois, karena tak memandang rendah orang lain.
- Agar dimuliakan dan ditinggikan derajatnya oleh Allah, sehingga dimuliakan juga oleh manusia. (HR Muslim)
- Agar ditetapkan Allah sebagai “Ibadurrahman” yang berjalan di bumi dengan menunduk (QS. Al Furqan: 63)
- Agar Masuk surga, dengan tiket dan stempel Bersih Dari Sombong (Qs. Al-Qashash: 83).
- Agar mudah memaafkan, karena tidak menganggap diri begitu penting sehingga mudah merasa terhina oleh kesalahan orang lain.
Sasaran Tawadhu :
- Pada Allah dengan menerima segala takdir Allah, tanpa merasa lebih tahu atau lebih berhak.
- Pada sesama manusia dengan memberikan penghormatan dan penghargaan kepada orang lain tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau keistimewaan lainnya.
- Pada ilmu pengetahuan, dengan mengakui bahwa pengetahuan yang dimiliki adalah karunia dari Allah, bukan sebagai alasan untuk merasa lebih unggul.
Ya Rahman, Di bulan yang mulia ini, karuniai kami energi tawadhu’ agar kami sadar bahwa kami bukan apa apa tanpa pemberianMU dan agar hilang semua kesombongan walau sebesar dzarrah, yang dengannya kami tak disukai surgaMU. (@msdrehem)