Saat mudanya dan sebelum masuk Islam, Mush’ab bin Umair adalah seorang pemuda yang ganteng, gagah dan kaya raya, selalu memakai pakaian yang mewah dan dikenal oleh masyarakat Mekkah dengan penampilannya yang selalu necis. Sedangkan bapak dan ibunya adalah orang terpandang dari penduduk Mekkah yang kaya raya, dan keduanya sangat mencintainya, karena itu setiap keinginannya selalu dipenuhi dan permintaannya selalu dituruti.
Setelah Mush’ab bin Umair masuk Islam, saat itu beliau mendengar sebagian kaum muslimin keluar melakukan hijrah ke Habsyah, beliaupun mengikutinya. Dan setelah berlangsungnya bai’at pertama dan kedua, seseorang dari kaum Anshor datang kepada Nabi saw meminta untuk diutus salah seorang dari sahabat yang pandai membaca Al-Qur’an untuk mengajarkan kepada mereka tentang Al-Qur’an dan perkara agama. Maka Rasulullah saw memilih Mush’ab untuk menjadi duta pertama keluar Mekkah, dan orang yang pertama kali hijrah ke Madinah Al-Munawwaroh, dan Mush’ab pun akhirnya meninggalkan kota Mekkah untuk yang kedua kalinya mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, dan mengemban amanah dakwah.
Di Madinah, Mushab tinggal sebagai tamu di rumah As’ad bin Zurarah. Dengan didampingi As’ad, ia mengunjungi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat-tempat pertemuan untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Menyampaikan “bahwa hanya Allah Tuhan yang berhak disembah” dengan sangat hati-hati.
Mush’ab menyeru manusia kepada agama Allah dengan penuh hikmah dan mau’idzah hasanah (pelajaran yang baik), sehingga banyak dari para pemuka penduduk Madinah yang masuk Islam karenanya, seperti : Asid bin Khadir dan Sa’ad bin Mu’adz.
Saat Mushab memasuki Madinah, jumlah orang Islam hanya 12 orang. Yaitu, orang-orang yang telah berbaiat di bukit Aqabah. Namun hanya dalam beberapa bulan, penduduk Madinah sudah berbondong-bondong masuk Islam. Ini karena penduduk Madinah merasa takjub dengan kezuhudannya dan keikhlasannya sampai mereka mau masuk kepada agama Allah.