Nilai-Nilai Pendidikan Dan Dakwah Dalam Peristiwa Isra’ Dan Mi’raj

  • Sumo

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bukan hanya sekedar wisata religi,atau menghibur Rasulullah saw. karena ditimpa musibah yang beruntun seperti,kematian pamannya, istrinya tercinta,Khadijah ra.dan pelemparan batu oleh orang-orang Thaif,tetapi lebih dari itu,Isra’dan Mi’raj memiliki agenda yang jauh lebih besar dari apa yang kita bayangkan selama ini.

Tidak mungkin ada seorang pemimpin di dunia ini yang mengundang bawahannya ke istana hanya untuk menghibur dengan melakukan lawatan dan melihat-lihat keindahan  istana, tapi pasti ada agenda penting dan mendesak yang ingin disampaikan dan disosialisasikan.Demikian juga halnya dengan peretemuan Allah SWT. dan Rasul-Nya, dapat dipastikan ada agenda besar yang ingin disampaikan Allah SWT. kepada Rasul-Nya baik secara langsung atau simbol-simbol yang diperlihatkan sepanjang perjalanan Isra’ dan Mi’raj.

            Suatu hal yang juga  perlu kita sadari bahwa perjalanan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabatnya sebelum peristiwa Isra’ dan Mi’raj hampir mencapai usia kematangan,tanda-tanda keberhasilan sudah mulai kelihatan seperti , terciptanya militansi  dan loyalitas total dalam pribadi para sahabat terhadap gama yang dianutnya, hijrahnya kaum muslimin ke Habsyah serta diterimanya sebagai tamu kehormatan di sana.Peristiwa ini, memberi isyarat bahwa dakwah akan meniti fase baru, dan Nabi beserta umat Islam akan mendapat amanah yang lebih berat tapi mulia yaitu,menata kehidupan yang baru dengan system kehidupan yang dibingkai dalam frame syari’ah yang mulia dan agung.

Nilai-Nilai Pendidikan dan Dakwah dalam Peristiwa Isra’ dan Mi’raj

Untuk memahami lebih jauh dari makna peristiwa Isra’ dan Mi’raj dan nilai-nilai yang dimuatnya ,mari kita analisis peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang perjalanan Isra’ dan Mi’raj Rasulullah saw.

  1. Isra’ terjadi antara Masjidil Haram ke al-Masjid al-Aqsha dan Rasulullah saw. diamanahi menjadi Imam para nabi dan Rasul.Peristiwa ini memberi isyarat :

        Pertama, Kedua masjid ini seharusnya berada dibawah kekuasaaan dan pengelolaan orang Muslim.Pembebasan Masjid al-Aqsha merupakan kewajiban yang dipikulkan kepada kaum muslim di seluruh dunia khususnya mereka yang tinggal  di Negara-Negara  sekitar Palestina.Umar bin Khaththab dan Shalahuddin al-Ayyubi telah berhasil merebut Kota Palestina, maka sa’atnya kini umat Islam harus tampil untuk merebutnya kembali .         

Kedua,terjadi pergeseran kepemimpinan umat beragama yaitu,dari bani Israel kepada Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin.

Ketiga, stabilitas politik akan terjadi apabalila umat Islam mampu mempertahankan kekuasannya di Palestina dan daerah  sekitarnya yaitu daerah sekitar sungai Nil dan Eufrat.Isyarat ini dapat kita baca dalam firman Allah Surat al-Isra’:4-9 yang artinya:” Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.  Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.  Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

Pada sa’at al-Qur’an bercerita tentang prilaku Yahudi ini,mereka belum memiliki kekuatan apa- apa di bumi Palestina, karena pada sa’at itu Palestina dijajah oleh Romawi.Ayat ini memberi isyarat bahwa dakwah Islam akan berkembang dan memasuki daerah paling rawan konflik yaitu, Palestina ,dan akan menjadi aktor penyelesaiannya.Isyarat ini dikuatkan dengan diperlihatkannya kepada Rasulullah saw. empat sungai,dua sungai yang tersembunyi di sorga, dan dua sungai yang nampak ,yaitu sungai Nil dan Eufrat.

Keempat,bahwa pelaku perubahan adalah orang-orang yang selalu memakmurkan masjid dan selalu sujud kepada-Nya.Para sahabat Rasulullah saw. adalah orang-orang pilihan yang sudah terbukti loyalitasnya kepada Allah dan agama-Nya (Islam).Mereka melakukan shalat malam, siap mengorbankan harta dan jiwanya untuk menegakkan agama di bumi Allah bersama Rasul mereka  di mana pun bumi itu berada.Dengan demikian mereka pantas menyandang amanah yang mulia dan agung ini .

  1. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj menampakkan hubungan kedekatan para Nabi dan Rasul, mereka saling mengucapkan salam dengan Nabi Muhammad saw. pada setiap langit yang didiami mereka seraya menyambut beliau dengan ucapan “ Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh “.Kedekatan ini terjadi karena mereka memiliki missi dan tugas yang sama menegakkan agama Allah SWT. di muka bumi, merasakan suka dan duka yang sama dalam menjalakkannya .
  2. Nabi Muhammad saw.diutus sebagai penyempurna bangunan agama yang telah dibangun oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya dan sebagai penutup para nabi.
  3. Peristiwa penting lainnya adalah diwajibkannya shalat lima waktu.Perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu yang diterima langsung oleh Rasulullah saw. pada malam mi’raj,menunjukkan bahwa ibadah ini merupakan sarana mi’rajnya seorang muslim kepada Allah SWT. dan bahwa ibadah ini memilki keistimewaan yang tak ada pada ibadah lainnya. Diantaranya,ibadah shalat tidak bisa ditinggalkan kecuali dalam sakratul maut.Jika semua orang sudah tidak menjalankan ibadah shalat, masjid-masjid kosong dari para jema’ah shalat, maka petanda kiamat kubra sudah datang sebagaimana diisyaratkan dalam hadits bahwa tali Islam akan lepas sedikit demi sedikit yang diawali dengan putusnya  hukum ( hukum-hukum Islam ditinggalkan ) dan terkahir ditinggalkannya shalat.

Secara tersirat,shalat sebagai symbol ketundukan totalitas kepada Allah SWT. yang diharapkan termanefestasikan dalam tindakan dan prilaku sehari-hari sebagaimana disinggung dalam ayat-ayat al-Qur’an tentang kewjiban shalat dan fungsinya.

  1. Ibnu Ishak meriwayatkan dari sabahat Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah saw. bersabda yang intinya:
  2. Nabi Adam as. merasa gembira ketika ditampakkan kepadanya ruh anak keturunnanya yang baik dan berkata:”Ruh yang baik yang keluar dari jiwa yang baik.Sebaliknya jika ditampakkan kepadanya ruh yang jelek, beliau berkata:”Ruh jahat keluar dari jiwa yang jahat”.Ketika Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Adam as. beliau menyambutnya dengan ucapan:” Selamat datang anakku yang baik dan nabi yang shaleh”.

Peristiwa ini memberikan pesan dan  pelajaran berikut:

  1. Orang tua memiliki cita-cita agar anak keturunannya menjadi anak yang baik dan shaleh.
  2. Untuk mendapatkan anak yang shaleh membutuhkan jiwa-jiwa yang bersih,suci dan shaleh.(at-Thayyibun li at-thayyibat).Oleh sebab itu Rasullah saw. berpesan : تخيروا لنفطكم فإن  العرق دساس (Pilih-pilihlah untuk tempat mani kalian,karena anak mengikuti sifat-sifat orang tuanya).
  3. Keshalehan anak seharusnya menjadi kebanggan orang tua karena penilaian kemulian seseorang dihadapan Allah SWT. karena taqwanya.
  4. Anak yang shaleh seharusnya berusaha membahagiakan orang tuanya, mewarisi cita-cita besar, akhlak dan perjuangan orang tuanya.
  5. Kaum lelaki yang memiliki bibir seperti bibirnya onta,di tangan mereka terdapat sepotong api yang dimasukkan ke dalam perutnya lalu keluar dari lubang duburnya.Pemdandangan ini menurut Jibril as. adalah pemakan harta anak yatim secara dzalim.
  6. Seorang lelaki berperut gendut diinjak sehingga tidak mampu bergerak.Ini potret pemakan harta riba.
  7. Lelaki yang ditangannya terdapat daging yang baik dan berharga,sementara di sampingnya ada daging yang berkualitas jelek dan busuk ,tetapi ia malah memilih daging jelek dan busuk.Ini potret dari lelaki hidung belang.
  8. Wanita yang tergantung dengan payu daranya.Potret dari wanita yang memasukkan anak haram kepada keluarga suaminya dari hasil perselingkuhannya dengan lelaki lain.
  9. Bau harum yang semerbak dari seorang wanita yang dulunya sebagai tukang menyisir rambut putri Fir’aun yang syahid mempertahankan keimanannya walau pun harus dijebloskan ke dalam api , memberi pelajaran bahwa tsabat (keteguhan) dan kesabaran merupakan modal dalam mempertahankan aqidah, memperoleh ridha Allah SWT. dn meraih sorga-Nya.

Peristiwa-peristiwa di atas  ditampakkan kepada Rasullah saw. jauh  sebelum syari’at –syari’at Islam diberlakukan oleh Allah SWT. Hal ini menguatkan bahwa Isra’ dan Mi’raj tidak sekedar wisata religi saja ,tetapi ada persoalan-persoalan lain yang akan menjadi tugas utama Nabi Muhammad saw. dan ummatnya untuk menata kehidupan sesuai dengan panduan dan hidayah al-Qur’an. Buktinya, tiga tahun kemudian, Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya hijrah ke Madinah,  membangun masyarakat dan negara berbasiskan hukum-hukum Allah SWT. yang sebagiannya  divisualisasikan  dalam perjalanan mi’raj ke Sidratul Muntaha, dan mampu  mengusir bangsa Yahudi dari Khaibar. Tugas ini dilanjutkan oleh Umar  bin Khaththab  dengan mengusir Yahudi dari bumi Palestina, menundukkan Mesir dan Irak serta Persia.

Penutup dan kesimpulan

            Perstiwa Isra’dan Mi’raj merupakan peristiwa besar dalam sejarah perjalanan dakwah Rasulullah saw. yang memiliki makna dan nilai-nilai untuk dijadikan pelajaran bagi para pendidik dan para da’i dalam membangun kembali  kesadaran ummat muslim dalam mengembangkan Dakwah Islamiyah, dan  pentingnya kemerdekaan Palestina sehingga bumi yang satu ini dapat memberi berkah, keamanan dan stabilitas politik kembali kepada daerah sekitarnya sebagaimana diisyaratkan dalam ayat :” barakna haulahu”(Kami beri berkah kepada sekitarnya) dan bukan baraknahu (Kami berkatinya) atau barakna fihi”(Kami berkati di dalamnya) . Amien ya Rabbal ‘alamien.  Wallahu a’lam bi as-shawab. (Mohammad Bashri Asyari,Lc.,MA. Ketua IKADI Kab. Sumenep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses