Kebahagiaan dan kemuliaan telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa. Kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat akan menjadi miliknya selama mereka mampu menahan dirinya dan bersabar untuk selalu berada di dalam jalur ketaqwaan. Dengan begitu mereka akan menjadi orang yang sukses menjalankan misinya sebagai hamba yang telah diterimanya dari Tuhannya. Dan mereka akan meninggalkan dunia dengan membawa banyak bekal yang akan mereka nikmati dan rasakan dalam perjalanan hidup selanjutnya.
Menjadi orang yang bertaqwa itu jalannya bisa ditempuh oleh siapa saja. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai dengan oleh para manusia lanjut usia. Segala sarana untuk menuju kesana juga sudah tersedia lengkap setiap saat. Tinggal sejauh mana kemauan masing-masing orang untuk menjalaninya. Seperti ibadah sholat, puasa, bersedekah, dan membantu dan berbuat baik kepada orang lain dan seterusnya. Semuanya bisa menjadi jalan menuju ketaqwaan.
Selalu berusaha untuk merasakan dalam hati bahwa Allah swt selalu dekat dan selalu hadir bersamanya adalah salah satu ciri orang-orang yang bertaqwa. Dan kenyataannya memang Allah swt selalu bersama kita. Setiap tarikan nafas dan keluar-masuknya udara dari rongga dada adalah salah satu bagian dari bukti akan dekatnya Allah swt dalam kehidupan kita. Selagi Allah masih memberikan rizki-Nya kepada kita, maka udara yang kita hisap dari setiap tarikan nafas itu akan masih terus bisa kita nikmati selamanya. Allah swt sesungguhnya tidak pernah lalai mengawasi setiap detik denyut nadi yang menjadi penentu kehidupan kita.
Hal seperti itulah yang mungkin dirasakan oleh seorang pengembala di sebuah lereng pegunungan saat bersama ribuan kambingnya melintas di depan khalifah Umar bin Khattab ra. Sesaat ketika Umar ra berkata:” Hai pengembala, juallah seekor kambingmu kepada saya”. Kemudian pengembala menjawab, “ Tidak Tuan, saya ini hanya seorang budak”. Umar kemudian berkata lagi” Katakan saja pada tuanmu bahwa dombanya telah diterkam srigala”. Spontan pengembala itu menjawab, “kalau begitu bagaimana dengan Allah”. Ketika mendengar jawaban seperti itu Umar ra. langsung menangis dan menghampiri budak tersebut kemudian memerdekakannya dari tuannya. Beliau berkata, “Kamu telah dimerdekakan di dunia ini dengan ucapanmu dan mudah-mudahan ucapan itu juga bisa memerdekakanmu di akhirat kelak”.
Selalu menyadari bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara dan selalu mengingat akan datangnya kematian adalah ciri orang-orang bertaqwa berikutnya. Mereka menyadari bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya, dan suatu saat nanti mereka akan berpulang dan kembali ke haribaan Sang Pencipta Ilahi Rabbi untuk mepertanggungjawabkan seluruh perbuatannya. Mereka berkeyakinan bahwa kehidupan sesudah kematian adalah kehidupan yang sesungguhnya. Karena disanalah tempat akan diputuskan secara adil segala hasil amal perbuatan semua manusia yang telah dilakukan selama di dunia. Disanalah nanti akan diketahui siapa-siapa yang akan berhak mendapatkan kenikmatan atau kesengsaraan.
Keyakinan seperti itulah yang selalu melandasi kehidupan orang-orang yang bertaqwa. Mereka beranggapan bahwa kehidupan dunia ini laksana ladang untuk menanam kebaikan atau keburukan yang akan mereka panen nanti di akhirat. Dunia ini tempatnya berbuat dan berjuang untuk mendapatkan hasil yang akan mereka rasakan nanti setelah berpulang. Mereka yang bertaqwa beranggapan bahwa kehidupan di dunia ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk ibadah dan pengabdian agar mereka mendapatkan hasil yang memuaskan di hadapan pengadilan Allah swt yang sangat menentukan.