Saudara sekalian, Sungguh sangat manusiawi kalau sesekali kita marah, jengkel, kecewa, sedih, susah, atau tidak senang pada seseorang karena prilaku tertentu. Perasaan-perasaan negatif itu adalah bagian dari kemanusiaan kita, bagian dari warna warni kehidupan yang hakikatnya membuat hidup ini lebih indah dan menyenangkan. Perasaan-perasaan negatif itu tentu tetap perlu dihindari, diminimalisir, dipersingkat, dan diselesaikan dengan solusi yang syar’i dan islami.
Inilah bagian dari manajemen perasaan, manajemen pikiran, manajemen mulut, manajemen ibu jari, manajemen akhlak mulia. Ini juga menjadi bagian dari efektifitas amal ibadah. Semakin efektif amal ibadah, maka semakin sedikit pula perasaan negatif dalam diri kita. Semakin efektif amal ibadah, maka semakin cepat kita mengatasi perasaan negatif yang mengganggu kebahagiaan kita. Semakin efektif amal ibadah, maka semakin besar kemampuan kita dalam mengelola perasaan, pikiran, memimpin mulut, tangan, dan anggota tubuh lainnya, juga semakin besar kesadaran kita dalam mengamalkan akhlak mulia.
Kita bisa marah, tapi tetap berakhlak mulia. Kita bisa bersedih, tapi tetap berakhlak mulia. Kita bisa kecewa, tapi tetap berakhlak mulia.Yang pasti, semua perasaan negatif itu tidak boleh diekspresikan secara berlebihan, tidak boleh berlangsung lama, dan solusinya pun harus selalu dalam kendali agama. Tetaplah beserta Allah kapanpun dan bagaimanapun, dengan cara mengoptimalkan amal ibadah yang ikhlas dan istiqamah. Ya Rahman, Karuniai kami kekuatan iman dan akhlak yang terpuji. (@msdrehem)