Saudaraku, Saat ini sopan santun semakin tergerus dalam kehidupan. Sopan santun semakin tidak memiliki tempat dalam kepribadian banyak muslim, bahkan ironisnya ketidak santunan terkadang dilakukan atas nama agama. Sopan santun seolah hanya wacana yang tertulis di kitab para ulama tetapi tak memiliki wujud nyata. Banyak yang tak sadar menjadi beringas dengan alasan membela hak-hak manusia atau umat.
Banyak yang menjadi keji dengan alasan mendidik anak atau anak buah. Banyak yang menjadi anarkis dengan alasan sopan itu relatif. Banyak yang kehilangan akhlak dengan alasan menegakkan kebenaran atau Al Haq. Banyak yang menuntut keadilan dengan cara memberangus keadilan itu sendiri. Sadarilah bahwa agama kita adalah Agama Akhlak. Yang paling beragama adalah mereka yang paling berakhlak, dan Nabi Muhammad dicintai karena akhlaknya yang mulia pada Allah, pada manusia, pada binatang bahkan pada lingkungan. “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
Maka, jangan tolak kedzaliman dengan menghadirkan kezhaliman yang baru, sebab menolak kedzaliman dengan cara dzalim hanyalah mendatangkan kedzaliman berikutnya. Pribahasa mengatakan, Jika pendidik kencing berdiri, maka anak didik akan kencing sambil berlari. Akhlak itu dicontohkan dan dibiasakan, bukan sekedar diajarkan. Janganlah lupa, bahwa tak sopan dalam ucapan itu dosa. Tidak sopan dalam prilaku adalah dosa besar. Tidak sopan dalam kebijakan itu adalah kezhaliman yang besar.
Ya Rahman, Hiasi kami dengan akhlak mulia, sopan dalam dakwah yang kami sampaikan dalam tutur kata dan tindakan, sebagaimana Engkau telah hiaskan pada Rasulullah, sehingga kelak di hari kiamat kami layak untuk dekat dengannya. Aamiin (@msdrehem)