Kesombongan atau takabbur ialah sifat atau perasaan yang merasa diri lebih baik dan lebih tinggi dari orang lain, baik dalam hal ilmu, kedudukan, keturunan, bentuk fisik dan lain-lainnya sehingga ia menolak kebenaran dan menganggap rendah, meremehkan orang lain. Seperti yang dijelaskan Nabi shalallahu alaihi wasallam:“Sesungguhnya kibir, takabbur itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain “ (HR. Muslim)
Yang bisa menjadi penyebab seseorang memiliki sifat takabbur adalah karena merasa memiliki Ilmu pengetahuan yang banyak. Padahal kalau dibandingkan dengan Ilmu Allah swt, tentu saja ilmu yang dimilikinya sangat kecil. Seharusnya ilmu yang dimilikinya menjadinya semakin kuat imannya dan takut pada Allah. Sebagaimana Firman Allah: “Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11) atau Firman Allah “Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.” (QS. Fatir: 28)
Penyebab kedua, kenapa seseorang itu bisa sombong adalah karena merasa telah banyak amal kebaikannya dan amal ibadahnya. Orang-orang seperti ini biasanya merasa bahwa dirinyalah orang-orang yang hebat. Rasulullah saw menggambarkan ada orang yang sombong karena kebaikan-kebaikannya:“Apabila ada seseorang mengatakan:”orang-orang itu pasti binasa”, maka Dialah yang paling binasa diantara mereka.” (HR. Muslim)
Mengagung-agungkan nasab atau keturunan juga bisa menjadi penyebab seseorang menjadi sombong dan merendahkan yang lain. Padahal pada hakekatnya semua manusia dilahirkan ke muka bumi dalam keadaan fithrah dan suci. Kemuliaan itu bukan sekedar karena keturunan nasab, tapi kemuliaan itu bersumber dari ketakwaan. Firman Allah: “ Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat 13)
Penyebab kesombongan berikutnya adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki berupa kecantikan atau ketampanan, harta dan kekayaan, jabatan dan kedudukan serta kelebihan-kelebihan lainnya. Padahal segala yang dimiliki manusia adalah karunia Allah swt. yang harus disyukuri dan digunanakan untuk beribadah kepada Allah swt. Karena kelebihan-kelebihan itu tidak akan berarti, kali hati seseorang itu tidak diisi dengan keimanan dan ketaqwaa. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh dan rupamu Tetapi Allah hatimu.” (HR. Muslim)
Allah subhanahu wata’ala sangat marah ketika melihat hambanya yang sombong. Dan akibat Buruk dari sifat sombong itu Allah akan mengunci mati hatinya dari kebenaran, sebagaimana firman Allah: “ Demikianlah Allah telah mengunci mati hati orang-orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS. Al-Mukmin 35). Orang yang sombong juga diancam berat dengan azab yang pedih di neraka jahannam, sebagaimana firman Allah: “Bukankah dalam neraka jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar: 60) dan juga sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Tidak masuk Syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat atom sifat sombong.” (HR. Muslim). Orang yang sombong juga tidak dicintai Allah. Hal ini berdasarkan firman-Nya: “ Sungguh Allah tidak mencintai orang-orang yang sombomg.” (QS. An-Nahl 23)
Harus dicamkan benar-benar bahwa sombong itu warisan iblis, merasa lebih baik dan paling hebat dari orang lain. Iblis sampai tidak memperdulikan perintah Sang Khalik-nya sediri gara-gara sikap takabbur yang menguasai dirinya. Sebagaimana firman Allah: “ Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka merekapun sujud kecuali Iblis. Ia Enggan dan sombong dan ia termasuk golongan yang kafir.” (QS. Al-Baqarah) Iblis menyombongkan materi penciptaannya , Allah berfirman, “Apa yang meng- halangimu (sehingga) tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik dari dia. Engkau ciptakan Aku dari api , sedang-kan dia dari tanah.” (QS. Al-A’raf 12)