Perintah Beristighfar

  • Sumo

Firman Allah subhanahu wata’ala dalam Al Qur’an surat Al-Muzzammil ayat 20 yang artinya: “Dan beristighfarlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Manusia memang sudah selayaknya dan seharusnya banyak-banyak beristighfar, karena manusia memiliki tabiat dan cenderung berbuat dosa. Maka untuk menghapus dosa tersebut, tidak ada jalan lain kecuali beristighfar.

Dalam Al Qur’an surat An-Nisa’ ayat 110, Allah Ta’ala berfirman, ”Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia beristighfar kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam sendiri senantiasa beristighfar dalam keseharian beliau, padahal beliau adalah manusia yang ma’shum ’terjaga dari salah dan dosa’. Dalam sebuah hadits, beliau berkata, ”Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali setiap hari.” Dalam redaksi yang lain: ”lebih dari seratus kali setiap hari”. Ini tentu saja menunjukkan betapa pentingnya istighfar, bahkan bagi manusia yang tidak memiliki dosa. Apalagi bagi manusia yang banyak berbuat dosa. Disamping itu, istighfar juga memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai berikut.

Pertama, dengan istigfar Allah akan memudahkan turunnya hujan. Dalam QS Nuh: 10 – 11, Allah Ta’ala berfirman, ”Maka aku (Nuh as) berkata kepada mereka, ’Beristighfarlah kepada Tuhan kalian yang Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepada kalian.” Tentu saja hujan yang lebat adalah nikmat yang amat besar. Dengan hujan yang lebat, tanah akan menjadi subur dan persediaan air bersih akan melimpah.

Kita memang berada di sebuah negeri yang kaya hujan. Akan tetapi kita pantas berintrospeksi mengapa hujan yang turun di negeri ini seringkali malah menimbulkan bencana dan bukannya nikmat? Bukankah tidak jarang kita dilanda bencana banjir, longsor dan sebagainya pada musim penghujan? Mengapa demikian? Sangat boleh jadi penyebabnya adalah karena kita kurang beristighfar.

Belum lagi pada akhir-akhir ini, kita ternyata juga sering mengalami kemarau panjang dan kekeringan, yang sangat bisa jadi terjadi akibat kurangnya kita beristighfar kepada Allah. Karena itu, marilah kita banyak beristighfar agar Allah menurunkan kepada kita hujan lebat yang penuh dengan nikmat.

Kedua, dengan istighfar Allah akan memudahkan kita memperoleh harta kekayaan. Masih dalam QS Nuh, Allah melanjutkan firman-Nya pada ayat 12: ”… dan Dia akan membanyakkan harta kalian”. Harta yang dijanjikan oleh Allah ini tentu saja harta yang barokah. Karena itu jika ada orang-orang yang banyak hartanya padahal ia kurang atau bahkan tidak pernah beristighfar, maka hartanya pasti tidak barokah. Hartanya banyak, akan tetapi masalah dan musibah yang menimpanya juga banyak. Na’udzu billahi min dzalik.

Ketiga, dengan istighfar Allah akan menambah kuantitas dan kualitas keturunan kita. Masih dalam QS Nuh: 12, ayat melanjutkan firman-Nya: ”… dan Dia akan membanyakkan anak-anakmu”. Karena itu, jika kita sudah bertahun-tahun membangun rumah tangga tapi belum juga dikaruniai seorang anak, cobalah memperbanyak istighfar. Demikian pula jika kita ternyata telah dikaruniai banyak anak namun tidak ada satupun yang shalih atau shalihah, bisa jadi itu disebabkan oleh kurangnya kita beristighfar.

Keempat, Allah menjanjikan kebun-kebun dan sungai-sungai yang indah jika kita banyak beristigfar. Dalam kelanjutan QS Nuh: 12 Allah berfirman, ”… dan Dia akan menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan (juga) menjadikan sungai-sungai (yang indah) untuk kalian.” Disebutkannya kebun-kebun dan sungai-sungai dalam ayat ini secara indefinitif (nakirah) menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah kehidupan yang menyenangkan secara umum, baik di dunia maupun terlebih lagi di akhirat. Ini dipertegas lagi oleh Allah dengan firman-Nya: ”Dan hendaklah kalian beristighfar dan bertaubat kepada Tuhan kalian, niscaya Dia akan memberikan kesenangan dan kenikmatan yang baik kepada kalian…” (QS Huud: 3)

Kelima, Allah akan menjauhkan adzab-Nya dari orang-orang yang banyak beristighfar. Ini sesuai dengan firman-Nya, ”Dan tidaklah Allah akan mengadzab kalian sementara kalian dalam keadaan banyak beristighfar.” (QS Al-Anfal: 33) Adzab disini mencakup semuan jenisnya, baik di dunia maupun terlebih lagi di akhirat.

Keenam, dengan istighfar Allah akan menambah kekuatan kita diatas kekuatan yang telah kita miliki. Allah Ta’ala berfirman, ”Dan (Huud berkata),’Hai kaumku, beristighfarlah kepada Tuhan kalian, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepada kalian, dan Dia akan menambahkan kekuatan diatas kekuatan yang telah kalian miliki…” (QS Huud: 52) Kekuatan disini meliputi kekuatan apa saja, seperti kekuatan spiritual, kekuatan emosional, kekuatan intelektual, kekuatan etos kerja, kekuatan fisik, dan kekuatan-kekuatan yang lainnya.

Ketujuh, Allah akan memberikan keutamaan yang besar kepada orang-orang yang banyak beristighfar. Allah Ta’ala berfirman, ”Dan hendaklah kalian beristighfar dan bertaubat kepada Tuhan kalian, …niscaya Dia akan memberikan kepada orang-orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” Keutamaan dari Allah tentu sangat besar, sangat banyak jenis dan bentuknya, serta bersifat tidak terbatas. Jika demikian, tidakkah kita menginginkannya? Jika kita benar-benar menginginkannya, marilah kita banyak-banyak beristighfar dalam keseharian kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.