Semua yang akan terjadi dimasa yang akan datang itu termasuk hal ghaib, yang hanya diketahui oleh Allah swt saja. Siapapun yang mengaku bahwa ia mengetahui hal yang akan datang, maka itu adalan termasuk ramalan dan dia telah berdusta. Dan Al Quran-pun menegaskan bahwa tidak ada siapapun yang tahu perihal yang ghaib kecuali Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Surah An-Naml Ayat 65 dan tafsirnya.
Firman Allah subhanahu wata’ala:
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang ghaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (QS An-Naml: 65)
“Dan kunci-kunci semua yang ghaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. (Al-An‘’am: 59)” Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS Luqman: 34)
Maksud perkara ghaib di sini adalah persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan keadaan dan kehidupan di akhirat dan persoalan-persoalan di dunia yang berada dalam lingkungan hidup manusia dan dapat dirasakan tetapi di luar kemampuan manusia mencapainya.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radiallahu anhu beliau berkata, “Barang siapa yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad SAW mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah berdusta besar terhadap Allah, karena Allah menyatakan, ‘Katakan, tidak ada yang tahu tentang kegaiban langit dan bumi kecuali Allah’.” (Hadits Riwayat Muslim)
Berdasarkan hal tersebut, maka setelah mengetahui dan meyakini akan hal tersebut, mestinya tidak boleh lagi terpengaruh dengan ramalan ramalan yang pasti tidak benarnya tersebut (aca)