Kita semua berusaha agar Ramadhan bisa dioptimalkan sebagai bulan ibadah, bulan ketaatan, bulan kesabaran, dan bulan pengampunan dosa. Di bulan ini kita semua seolah sedang dimasukkan oleh Allah SWT dalam sebuah arena pendidikan atau pelatihan, agar nantinya ketika keluar Ramadhan, orang-orang beriman semakin meningkat kwalitasnya. Agar orang-orang beriman bisa mengambil manfaat yang besar dari hadirnya bulan Ramadhan, maka mereka memanfaatkan bulan ini sebagai bulan untuk Muhasabah (bercermin diri). Bulan Ramadhan juga bisa dimanfaatkan untuk tarbiyah (pembinaan) diri. Bulan Ramadhan adalah syahrul muhasabah (bulan bercermin diri).
“Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan pun dibelenggu.” (HR. Muslim)
Ramadhan merupakan momen penting dan sangat tepat untuk melihat diri kita yang sebenarnya, apa adanya. Karena selama Ramadhan Allah dengan kuasa-Nya membelenggu syetan-syetan. Maka janganlah lagi menuduh syetan ketika kita suka melanggar tuntunan Allah dan bermaksiat kepada-Nya di bulan Ramadhan ini. Itulah kita yang sesungguhnya. Syetan sudah tidak berdaya menggoda manusia di bulan Ramadhan. Berarti pula setiap muslim sangat mungkin memperbaiki kepribadiannya dengan mudah selama bulan Ramadhan ini.
Bulan Ramadhan adalah syahrut tarbiyah (bulan pembinaan diri).
Selama sebulan Allah men-training hamba-Nya agar dengan pelatihan ibadah Ramadhan. Dalam pelatihan ini, seorang muslim bisa mendapat gelar agung yaitu ‘muttaqin’. Muttaqin’ adalah gelar dari Allah Sang Pencipta dan Penguasa tunggal seluruh alam raya. Jika demikian, maka Ramadhan dengan segala jenis ibadah di dalamnya menuju pembentukan pribadi taqwa harus memiliki sentuhan hati, fisik, aqliyah, akhlak, dan juga sosial.
Hati orang arang yang berpuasa seharusnya merasakan nikmatnya zikrullah dan manisnya ibadah dengan ruh keikhlasan yang menyejukkan hati. Sebagaimana Rasulullah menyampaikan hadits qudsi; “Semua amalan anak Adam untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku.” Fisiknya sepertinya tidak mengenal lelah padahal ia sedang berpuasa, tidak makan dan tidak minum. Subhanallah, keajaiban tuntunan hidup dari Allah. Bukankah perang Badar yang hebat itu terjadi di bulan Ramadhan? Dan Rasulullah saw beserta para sahabat justru memenangkannya. Maka fisik orang yang sedang puasa bagi orang-orang yang soleh tidak mengenal kamus tidur melulu sepanjang hari-hari Ramadhan.
Akhlak yang lebih menawan juga harus terbentuk selama Ramadhan. Karena puasa sejatinya bukanlah sekadar tidak makan dan minum tapi juga menahan diri agar tidak muncul akhlak yang tercela. Subhanalah, bagaimana tidak menawan, Allah dan Rasulullah membimbing orang-orang yang berpuasa agar tidak membalas kejahatan yang dideritanya. Jika demikian mungkinkah orang yang membiasakan diri tidak membalas kejahatan orang lain akan iseng memulai kejahatan kepada orang lain? Inilah bimbingan Ilahiyah: Apabila sesorang diantara kalian sedang berpuasa maka janganlah ia berkata kotor dan janganlah membuat suasana gaduh dan apabila seseorang memaki dia dan menantangnya berkelahi maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’
Kunci ketiga, Ramadhan adalah syahrud dua’ (bulan berdoa).
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini terletak persis setelah ayat tentang puasa Ramadhan. Ini menunjukkan betapa sangat pentingnya doa-doa di bulan Ramadhan khususnya pada sepertiga malam yang terakhir. Tidak ada kekecewaan sedikitpun bagi yang memohon pada Allah. Berdoa berarti yakin akan dikabulkan. Berdoa berarti ada harapan besar di masa depan. Berdoa menunjukkan kedekatan. Berdoa berarti ada kesadaran bahwa kita butuh pada Allah. Dan berdoa berarti sikap tawadhu’, jauh dari kesombongan. Juga, berdoa berarti kesuksesan sedang menanti.