Ramadhan merupakan hadiah dari Allah saw untuk Rasulullah Muhammad saw dan umatnya yang akan bisa mengungguli umat para Nabi dan Rasul terdahulu. Umat terdahulu yang umurnya panjang bahkan ada yang lebih dari seribu tahun, badannya besar dan kuat serta fitnahnya sedikit. Sementara kita, umur kita pendek kisaran 60-70 tahun, badannya kecil dan lemah serta dihadapkan pada fitnah akhir zaman yang sangat rumit dan berat.
Ramadhanlah yang akan menjadikan kita bisa mengungguli kualitas dan kuantitas amal umat terdahulu. Mari kita sambut dengan gembira, karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadhan. Rasulullah saw bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR Ahmad)
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan,“Bagaimana tidak gembira? Seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan). (Latha’if Al-Ma’arif hlm. 148)
Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.” (Latha’if Al-Ma’arif hal. 232)
Allah swt berfirman: “Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58).. Rasulullah saw bersabda: “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).
Kegembiraan hakiki yang terealisasikan dalam bentuk menjaga kokohnya keyakinan (iman), semangat beribadah, gairah mencari ilmu, tekad memperbaiki akhlaq, bersungguh-sungguh dalam mengendalikan diri, disiplin dalam menjaga waktu, mengokohkan jati diri, berusaha menata urusannya, dan menebar manfaat untuk orang lain. Suratno_Ikadi_Kab. Madiun