Renungan

  • Sumo

Tatkala malam menghitam kelam. Mereka bermunajat mengadu pada Ilahi. Sampai malam hilang menjelang. Sementara orang-orang tidur mendengkur. Rasa takutnya kepada Allah. Menerbangkan tidur mereka. Maka bangkitlah mereka. Sementara, orang-orang yang merasa aman di dunia. Lenyap dalam mimpi….” (Senandung jiwa Abdullah bin Mubarak). Malam nan hening, beningkan hati ketika kemesraan bersama-Nya. Kala dekat berdua, segala beban menjadi ringan. Segala kalut yang membalut hati jadi terbukalah. Segala harap dan asa yang terbendung, maka tak lagi tersandung. Duhai terasa segar dalam raga ada sinar memantapkan jiwa.

Bangkitlah  jangan sampai jadi penyesalan di hari kebangkitan. Bangkitlah karena keagunganNya. Bangkitlah karena rasa takut kepada Pemilik keperkasaaan yang tidak ada batasnya itu. Bangkitlah karena dengan sadar adanya rasa takut kepada Pemilik kehidupan yang ketentuanNya tak akan pernah terelakkan. Bangkitlah di malam-malam yang penuh kemuliaan dan segala bentuk keberuntungannya! 

Rasa aman itu ketika dekat denganNya. bukan  dekat yang lain! Allah tidak memiliki sifat zalim, tapi selainnya.  seperti halnya siapa diri kita. Segeralah bangkit untuk berdiri, sujud dan rukuk padaNya. Jangan lagi dihanyutkan oleh gelombang mimpi. Dengarkan pula bisikan indah dari Imam Fudhail: “Ketika matahari sudah tenggelam, aku jadi suka terhadap kegelapan. Karena seolah-olah aku dapat tinggal bersama Tuhanku di keheningan malam. Dan ketika hari sudah terbit, aku menjadi sedih atas kedatangan manusia kepadaku.”

Tapi…. kemesraan  di kesunyian malam bersama Allah terhalang oleh dosa-dosa di siang harinya karena dosa itu membuat hati  jadi keras. Tidak lembut dan sensitif merasakan getaran-getaran kasih sayang Tuhannya juga bisa jadi penghalang untuk meraih rahmatNya. Untuk itulah Sufyan ats-Tsauri mengatakan : “Hanya karena satu dosa, aku kehilangan sholat malam selama lima bulan.” Ia ditanya, “Apa dosa tersebut?” Ia menjawab, “Ketika aku melihat orang yang menangis, aku berkata dalam hatiku, orang ini menangis karena ingin dipuji oleh orang lain.”

Benar, dosa jika telah mengotori hati, merusak fungsi pentingnya untuk membangkitkan kesadaran  akan pentingnya beribadah kepada Allah. Merusak rasa butuh untuk mengkonsumsi makanan paling urgen bagi jiwa, zikrullah. Merusak hati dari merasakan  kenikmatan ketika dekat pada Allah yang Maha Kasih itu. Jika demikian mimpi menjadi lebih indah dari pada bangun di tengah malam untuk mendekatkan diri pada Allah yang Maha Penyayang itu. Selimut lebih berharga dari pada taqarrub pada Allah yang telah memberi  segalanya dalam hidup ini, termasuk selimut tidur itu.

Jauhilah dosa di siang hari, terasa lebih ringan bangun untuk shalat malam. Jauhilah dosa di siang hari, terasa rindu untuk segera bangkit bermunajat pada Allah yang senantiasa mendekat pada hambaNya di setiap malam. Jauhilah dosa di siang hari, sungguh akan terasa nikmatnya shalat malam itu. Subhanallah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.