Bagaimana sih rasanya menanggung derita rindu? Yang punya anak jauh dari rumah tentu pernah merasakannya, betapa rindunya hati untuk bisa bertemu walaupun via suara atau video call. Bahkan seminggu rasanya lama sekali kalau tidak teleponan. Mari membayangkan dengan hati yang terdalam, betapa rindunya orang tua dan kakek nenek kita di alam sana, menunggu sekian lama, bertahun-tahun, ribuan bahkan bisa jutaan tahun untuk bertemu dengan anak dan cucu-cucunya.
Begitu pulalah kita nantinya, kita akan memendam kerinduan yang teramat dalam dan lama untuk bisa bertemu kembali dengan anak dan cucu kita. Kerinduan yang tidak bisa ditahan dan diobati sekalipun sudah mendapatkan nikmatnya surga yang sempurna. Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan/ menyempurnakan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hambaNya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)
Oleh karena itulah, salah satu bentuk rahmat Allah adalah diberikannya kesempatan “reuni akbar” di surga, agar kesempurnaan nikmat Allah terbukti adanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS Ath-Thur(52) : 21)
“Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak-anak mereka dalam keimanan, maka Kami pertemukan mereka dengan anak-anak mereka agar hati mereka menjadi senang, meski anak-anak mereka tidak mencapai tingkatan amal perbuatan mereka. Dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal perbuatan mereka. Setiap manusia terikat oleh amal perbuatan buruk yang dilakukannya, tidak ada sedikitpun dari amalnya itu yang diambil darinya oleh orang lain.” (Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia)
Kalau di dunia saja anak akan tersambung dalam kehormatan dan kasih sayang orang tuanya, maka di surga kelak akan sempurnalah kehormatan dan kasih sayangnya tersebut.
“Apabila seseorang masuk surga, maka ia ditanyai tentang kedua orang tuanya, istrinya, dan anak-anaknya. Maka dikatakan, “Sesungguhnya mereka masih belum dapat mencapai derajatmu.” Maka ia berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah beramal untuk diriku dan juga untuk mereka, ” maka diperintahkan agar mereka dihubungkan (digabungkan) bersamanya. Setelah itu Ibnu Abbas r.a. membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. (Ath-Thur: 21), hingga akhir ayat.
Khadijah r.a. bertanya, “Bagaimanakah dengan nasib anak-anakku darimu?” Rasulullah Saw. Bersabda, “Mereka berada di dalam surga.” Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu dan anak-anak mereka berada di dalam surga. Dan sesungguhnya orang-orang musyrik itu dan anak-anak mereka berada di dalam neraka. Lalu Rasulullah SAW, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan” (Ath-Thur: 21), hingga akhir ayat.
“Allah mengabarkan mengenai keutamaan, kemurahan, kenikmatan dan kelembutan-Nya, serta curahan kebaikan-Nya kepada makhluk. Bahwa kaum mukminin, bila keturunan mereka mengikuti dalam keimanan (sebagaimana keimanan orang tua mereka), niscaya Allah akan menempatkan anak-anak yang beriman ini ke derajat orang tua mereka, kendatipun amalan-amalan shalih mereka (anak-anak yang beriman) itu tidak sebanding dengan amalan para orang tuanya itu. Supaya pandangan para orang tua menjadi damai sejuk dengan kebersamaan anak-anaknya di tempat yang sama. Lantas, Allah menyatukan mereka dalam kondisi terbaik. Anak yang kurang amalannya terangkat oleh orang tuanya yang sempurna amalannya. Hal ini tidak mengurangi sedikit pun amalan dan derajatnya, meskipun mereka berdua akhirnya berada di tempat yang sama.” (Tafsir Ibnu Katsir). (H. Suratno/Ketua IKADI Kab. Madiun)