Pertanyaan: Saya seorang suami dengan dua anak, Keuangan keluarga juga tidak terlalu baik karena hanya satu penghasilan dengan beberapa cicilan, dan sebelumnya juga istri saya merasa tidak kuat dengan sifat saya saya mungkin cuek dan agak tempramen, tetapi tidak pernah sampai KDRT, hal itu karena mungkin beberapa tekanan dan stress yang saya alami, sampai jika kami ada masalah cekcok dan lain-lain, istri saya selalu memakai senjata ingin pisah.. tapi waktu ke waktu saya sudah coba meredam dan mengurangi itu semua dan berjalan normalDi rumah istri saya hanya fokus mengurus anak dan diberikan uang jajan untuk kebutuhan diluar keperluan rumah tangga, semua kebutuhan rumah dari mulai mencuci, beberes, belanja, memasak, bekerja saya yang lakukan, istri jarang mengerjakan pekerjaan rumah dan menyiapkan keperluan saya.. Beberapa waktu lalu saya merasa beda dari istri saya, yang sebelumnya sering bermesraan namun dia mulai menjaga jarak dan dingin alasannya karena dulu saya juga seperti itu “cuek”, dan Istri saya sudah beberapa bulan ini sering meminta waktu keluar sendiri dan berkumpul dengan teman2nya dengan dalih “me time”, sekali atau 2 kali dalam seminggu, dan biasanya seharian bahkan sampai larut malam, saya mengiyakan karena jika tidak, pasti ujung-ujungnya BT dan suasana rumah jadi tidak enak, alasannya karena stress di rumah, posisi istri saya sudah tidak bekerja tapi dulu sempat bekerja, karena lama tidak dikaruniai anak sehingga keluar dan niat fokus mengurus anak.. Di mulut saya iya kan, tapi di hati kecil saya kurang setuju.. Karena khawatir dengan “pergaulan” di luar, sampai saya mendapati rokok yang disembunyikan istri saya.. Sampai terakhir, istri saya menginap di rumah temannya..Namun dalam hal nafkah biologis kami masih normal dan rutin berhubungan. Apa yg harus saya lakukan agar bisa menghadapi istri saya yang dingin dan membuat keluarga kami harmonis lagi..
Jawaban: Istri anda berubah sikap setelah dia bergaul dengan teman-temannya. Padahal sebelumnya tidak demikian. Anda menuruti keinginan istri untuk bergaul dengan teman-temannya,walaupun anda sebenarnya merasa berat. Hanya karena anda tidak ingin istri anda bete, anda terpaksa mengijinkannya.
Yang harus anda lakukan untuk mensikapi perubahan dan sikap istri anda adalah mengembalikan fungsi istri pada posisinya dalam keluarga dan anda juga harus memposisikan disri sebagai kepala keluarga dengan baik. Sebagaimana yang rasulullah jelaskan bahwa fungsi istri adalah menjadi penanggung jawab urusan dalam rumah suami dan fungsi suami adalah menjadi penanggung jawab urusan keluarga. Rasulullah bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk menghadapi istri, dapat kami berikan saran sebagai berikut:
- Sebagai kepala rumah tangga, anda harus bersikaplah tegas kepada istri, bukan keras tapi tegas. Keras adalah sikap secara fisik dengan membentak dan memukul dan lain sebagainya. Tegas adalah sikap hati yang teguh dengan prinsip dan keputusan. Jika merasa tidak suka, katakan bahwa anda tidak suka dan jika anda telah melarang sesuatu maka anda tidak mentoleransi pelanggaran. Tidak mudah digoyahkan. Karena ketegasan suami sangat dibutuhkan suami dalam meluruskan perilaku istri. Sementara kelemahan dan kelembekan suami akan membuat istri semakin sulit dikendalikan.
- Batasilah pergaulan istri, walaupun dengan itu dia akan bete. Lebih baik dia merasa bete daripada jika dia dibiarkan akan merusak dirinya dan keluarganya, menjadi penentang suami dan bersikap semaunya sendiri.
- Pengaruh teman telah mengubah sikap istri anda. Teman baik akan berpengaruh baik, teman buruk akan berpengaruh buruk. Rasulullah bersabda yang artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya. (HR.Al-Bukhari: 5108, Muslim: 2628), Ahmad:19163)
- “Me time” adalah istilah yang sering dipakai untuk memberi waktu kepada dirisendiri karena mayoritas waktunya diberikan untuk orang lain. ingin memanjakan diri sendiri dari lelah dan letihnya kehidupan. Hamper semua pekerjaan rumah andalah yang mengerjakan, sementara istri anda hanya mengasuh anak dan tidak ada kegiatan di luar. Benarkah istri anda membutuhkan “me time” ataukah “me time” hanya menjadi alasan untuk mendapatkan kesenangan dirinya.
- Istri yang menentang suami dan tidak taat kepadanya adalah ciri seorang istri yang nusyuz, untuk menghadapi istri yang nusyuz, Allah memberikan arahan dalam firmanNya: “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. An Nisa’: 34)
- Memberi nasehat:
Berikan nasehat kepada istri anda, bahwa perilakunya itu tidak baik, agar dia bisa kembali segera kembali ke perilakunya sebelum bertemua dengan teman-temannya. Berhati-hatilah dalam menasehati istri. jika anda tidak mampu menasehati sendiri, anda bisa menasehati dengan meminta bantuan orang lain yang anda percaya mampu menembus hatinya.
Karena wanita tercipta dari turang rusuk. Maka harus berhati-hatilah dalam meluruskan kesalahannya. Rasulullah bersabda: yang artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda: “Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. Namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasihatilah para wanita”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika nasehat tidak membuatnya berubah. Lakukan langkah kedua yaitu hijr.
- Hijr/boikot.
Istri yang durhaka kepada suaminya dan telah dinasehati tetapi tidak mau berubah, maka dibutuhkan tindakan yang lebih keras yaitu hijr/boikot. Dengan cara tidak dilayani kebutuhan batinnya dan bisa juga dengan pisah ranjang untuk beberapa saat. Hal itu semua dilakukan untuk memberikan tekanan mental agar istri yang nusyuz menyadari bahwa dia sedang disanksi oleh suaminya dan diharapkan dengan itu dia akan menyadari kesalahannya dan mau kembali ke jalan yang benar. Jika untuk hal itu anda harus meninggalkannya untuk beberapa waktu yang wajar, maka hal itu diperbolehkan.
Jika nasehat dan hijr tidak mempan dan tidak mengubah perilaku durhakanya, suami diperbolehkan memukul istrinya dengan pukulan yang tidak sampai menyakiti dan melukai dan tidak memukul pada bagian wajahnya. Sebagaimana nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika haji wada’,
وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ. فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ
“Kewajiban istri bagi kalian adalah tidak boleh permadani kalian ditempati oleh seorang pun yang kalian tidak sukai. Jika mereka melakukan demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membekas” (HR. Muslim no. 1218)
jika tiga tahapan ini sudah anda lakukan,ternyata istri anda tidak juga berubah sikapnya dan sudah diadakan dialog dengan keluarga besar untuk mencari solusi terbaik, maka bercerai adalah lebih baik. Karena jika dipaksakan akan timbul sikap saling mencerderai dan melanggar hukum Allah yang mestinya ditegakkan oleh suami istri dalam keluarga. Demikian yang bisa disampaikan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (Amin Syukroni, Lc)
Sumber: www.konsultasisyariah.net