Sabar Pasca Ramadhan

  • Sumo

Allah Ta’ala berfirman: “Innallaaha ma’as shobirin” (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar). Berdasarkan firman Allah SWT ini mengandung berbagai konsekuensi. Bahwa karena Allah adalah Maha Tinggi, Maha Sabar, Maha Pemurah, Maha Pengampun, dll, maka sabar yang dikatakan bersama Allah adalah sabar yang tidak ada batasnya. Seperti lautan tanpa tepi. Bukannya menahan amarah, melainkan memang tidak marah. Menahan amarah hanyalah proses awal untuk bersabar. Tetapi bagi orang yang sabar, adalah memang emosi tidak guncang atau tidak goyah. Sabar yang benar adalah sabar yang sesuai dengan perintah Allah SWT.

Di saat Allah memerintahkan kita untuk menerima satu musibah, kita bersabar. Tidak berkeluh kesah, tidak bersedih, tidak marah, dan seterusnya. Di saat Allah memerintahkan kita untuk marah atau membenci sesuatu, maka kitapun wajib marah dan membenci akan sesuatu tersebut sesuai apa yang dikehendaki oleh Allah. Allah membenci kemaksiatan, sementara kita senang kemaksiatan, saat itu, kita bukan termasuk orang yang sabar.

Allah memerintahkan berjuang membela agama, sementara ketika ada orang yang menghina agama kita diam saja, tidak marah, berarti kita bukan termasuk orang yang sabar.

Jadi dari keterangan di atas, kita dapat memahami bahwa sabar adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Bila diperintahkan oleh Allah agar kita sholat malam, bangun malam, berdzikir, dll, sementara ada keengganan pada kita untuk melaksanakan, itupun dikatakan sebagai orang yang tidak bersabar.

Satu waktu ada salah seorang sahabat Nabi yang meminta ijin pada Nabi untuk menuliskan apa-apa yang dilakukan Nabi (sunnah Nabi), kemudian si sahabat bertanya, “Ya Nabi, bolehkah aku mencatat apa-apa yang engkau lakukan?” Nabi mengangguk. Kemudian si sahabat bertanya lagi, “Baik dikala engkau senang maupun dikala engkau marah?”, Nabi mengangguk dan berkata,”Baik senangku ataupun marahku ada di dalam HAQ (kebenaran)”

Perhatikanlah contoh dari Nabi Muhammad di dalam masalah kesabaran. Jika diri beliau yang disakiti, beliau tidak marah-marah. Tetapi jika agama yang dinodai, maka beliau marah karenanya.

Ketika beliau dakwah di kota Thoif, penduduk Thoif tidak menerima beliau malahan beliau dilempari batu. Mendapat perlakukan seperti itu, Nabi malah berdo’a, “Ya Allah ampunilah mereka, karena mereka termasuk orang yang belum tahu”.

Sedangkan ketika salah seorang penduduk Mekkah bercerita pada Nabi tentang dosa besar yang sudah dilakukannya, yaitu menelanjangi mayat untuk dijual kain kafannya dan kemudian berzina dengan mayat, Nabi marah dan berkata, “Keluar dari sini, wahai orang fasiq!!!”

Perhatikan contoh kesabaran dari Sayidina Umar. Pada saat Kisra (Persia) sudah kalah demikian juga Romawi sudah kalah, umumnya sebagai seorang pemimpin, tentulah bergelimang harta. Tapi lihatlah Umar, ketika masuk ke Yerusalem, hanya memakai baju biasanya yang tiap hari dipakainya, yaitu baju polos dan beberapa tambalan.

Perhatikanlah contoh dari sahabat Ali di dalam masalah kesabaran. Ketika terjadi perang, dimana Ali sudah hendak membunuh seorang kafir, tiba-tiba siorang kafir meludah pada Ali. Ali tidak jadi membunuh dia. Salah seorang yang melihat bertanya, “Kenapa ya Ali, engkau tidak jadi membunuh orang kafir itu?”, jawab Ali,”Aku takut seandainya aku membunuh orang itu, sudah bukan lagi karena memperjuangkan agama Islam, melainkan karena marah pribadiku sebab diludahinya aku”.

Maka perhatikanlah keutamaan sabar. Allah Ta’ala berfirman, “Seandainya engkau dianiaya, balaslah. Tetapi sebaik-baiknya membalas adalah bersabar”. Mengapakah sebaik-baiknya membalas adalah bersabar? Karena bersabar adalah bersama Allah. Dan orang-orang yang bersama Allah inilah yang dikatakan oleh Allah di dalam hadits Qudsi, “Barang siapa yang mengajak perang orang-orang pilihan-Ku, sama saja dengan mengajak perang AKU”.

Kesabaran yang terbina selama Ramadlan selayaknya jadi bekal pada sebelas bulan berikutnya sampai bertemu Ramadlan tahun depan, biidznillah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.