Saudaraku, Sifat sabar adalah rejeki dari Allah yang sangat tinggi nilainya, melampaui rejeki kekayaan dan apapun setelah rejeki iman (Al hadist). Allah cinta pada orang penyabar dan karena itu selalu menyertainya kapanpun dan dimanapun. Sedangkan setan sangat dekat dan selalu menyertai orang yang mudah marah. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”
Kualitas kesabaran seseorang akan terlihat pada reaksinya di pukulan pertama atau di awal musibah, dimana emosi atau perasaan negatif cenderung muncul dengan kuat (Al hadist). Sabar ada tiga macam: Sabar meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Sabar menahan diri dari perbuatan maksiat kepada Allah. Sabar dalam menjaga perasaannya dari sikap marah dalam menerima takdir Allah.
Orang yang sabar selalu dinamis dan tak mudah tumbang, karena mereka sangat memahami bahwa kesabaran adalah kunci menuju kemenangan, dan karena mereka memahami pola sunnatullah bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan (Al Ayat). Sabar bukan sekedar menahan diri saat lemah, tapi sabar adalah kemampuan menahan diri ketika sedang pada posisi kuat. Sebab ternyata banyak manusia yang justru terjerumus saat sedang di atas. Ingatlah bahwa tingkat keparahan dari kondisi jatuhnya seseorang bergantung pada setinggi apa capaiannya saat sebelum jatuh.
Ya Rahman, Kami sadar Engkaulah yang mengatur segala sesuatu atas diri kami dan seluruh alam. Jadikan kami orang selalu ridlo atas takdirMU. Kami sadar bahwa kami hanyalah hamba dengan keterbatasan yang sangat besar. Karena itu, bimbing kami untuk selalu sabar dan tidak lemah, sehingga tidak mudah mengekspresikan emosi dan kebodohan kami atas tekanan dan intimidasi orang yang keji. Aamiin. (@msdrehem)