Ramadhan bulan penuh berkah, bulan penuh maghfirah, bulan penuh curahan rahmah dari yang Maha Tinggi Allah Azza wa Jalla. Namun sering ada yang luput darinya, terlalu sering bertemu dengannya membuat hati ini seakan lupa akan keistimewaan yang terkandung di dalamnya. Sering berharap untuk dipertemukan, tapi kadang lupa bahwa pertemuan yang diharapkan seharusnya dalam keadaan yang lebih baik dan terdapat peningkatan. Bukan malah pertemuan sekedarnya apa lagi bertemu dengan pertemuan yang buruk. Tapi seberapa istimewa bulan Ramadhan bagi kita? Kita sendirilah yang mengetahuinya.
Keistimewaan Ramadhan akan terlihat dari bukti nyata dari setiap individu sejauh mana ia mempersiapan dalam menyambut kedatangannya. Minimal ada 3 kelompok manusia dalam menyikapi kedatangan bulan suci ini sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur’an: Pertama adalah kelompok yang Dzolim Linafsih. Yaitu mereka yang kedatangan Ramadhan disikapi dengan hati yang sempit, tidak menyukai, bahkan membenci, karena di dalamnya terdapat aktivitas yang penuh dengan larangan dan pengekangan. Yang kedua adalah Kelompok Muqtasith. Yaitu Mereka yang menyikapi kedatangan Ramadhan dengan tanpa ada persiapan matang. Mereka sekedar ingin melakukan kewajiban sekedarnya saja tanpa diikuti dengan amal-amal yang spesial.
Dan yang ketiga adalah Kelompok yang Mengagungkan bulan Ramadhan. Yaitu mereka adalah orang-orang yang merindukan dengan sangat amat akan kedatangan Ramadhan. Hatinya berbunga-bunga sebagaimana akan kehadiran tamu spesial yang bahkan lebih spesial ketimbang kedatangan “si buah hati”. Mereka menyambut kedatangannya dan mengisi hari-harinya dengan amalan-amalan yang special. Dan semuanya diniatkan karena Allah semata.