Saudaraku, bahaya selalu mengiringi setiap rasa aman dan nyaman kita. Musibah bisa datang secara tiba-tiba tanpa sedikitpun diawali pertanda. Maksiyat dan dosa adalah musibah yang harus diwaspadai agar tak bisa menjebak kita. Musuh musuh dan para pembenci 24 jam digoda oleh setan untuk menghancurkan kita. Kebahagiaan, kedamaian, keamanan, kemakmuran, yang kita rasakan setiap detik dapat berubah secara mendadak menjadi sebaliknya. Yang sehat bisa mendadak sakit. Yang kaya bisa mendadak miskin. Yang gembira bisa mendadak berduka. Yang aman bisa mendadak rusuh dan lain lainnya.
Semua itu mengharuskan kita untuk selalu waspada dan bersiaga dengan mengedepankan sikap tawadhu’ atau menanggalkan sifat sombong (terlalu percaya diri) agar kita bisa berhati hati dan berserah diri kepada Allah. Sikap tawadhu’ membuat kita sanggup menghadapi kenyataan pahit karena yakin pada kekuatan Allah dan melihat bahwa itu adalah bagian dari kasih sayang Allah. Sikap waspada yang lahir dari rasa tawadhu’ akan memunculkan kemampuan bersiaga dalam wujud semangat bekerja keras menghindari musibah, Tawadhu’ yang lahir dari keimanan, akan memaksimalkan kewaspadaan dan memudahkan untuk berdoa memohon perlindungan Allah, memperbanyak istighfar, meningkatkan ibadah juga memperindah akhlak. Ya Rahman, Kuatkan rasa tawadhu’ kami sehingga kami selalu waspada dan selamat dari semua musibah dunia juga akhirat. (@msdrehem)