Pertanyaan: Saya terus mengalami was-was sampai mengulang syahadat berkali-kali karena ragu apakah cuma bisikan dalam pikiran menghina Allah, Rasul-nya atau Islam atau tak sadar terucap. Dan saat saya mengulang syahadat, muncul lagi waswas tersebut dan seringkali ragu apakah sudah bersyahadat sehingga saya ulang lagi bersyahadat. Mohon pencerahannya Pak Ustadz.
Jawaban: Bagi seseorang yang masih ada iman di hatinya tentu merasa takut terjerumus ke dalam kekufuran. Sehingga perasaan was-was (dalam hati atau fikiran) untuk menghina Allah dan Rasul-Nya dan syariat Islam sudah barang tentu mestinya akan membuat dirinya menderita, karenanya seyogyanya hendaknya ia berupa dengan sungguh sungguh untuk melawan segala bentuk waswas atau lintaran fikiran yang menjurus ke arah penghinaan terhadap agamanya
Terkadang terlintas di benak seseorang bisikan kufur di hati atau bisikan hati murtad atau bahkan bisikan hati yang jahat namun tidak sampai bisikan kufur. Begitulah setan selalu berusaha menyesatkan manusia sebagaimana janjinya yang disebutkan di dalam al-Qur’an surat al A’raf ayat 16 dan surah al A’raf ayat 17. Allah subhanahu wata’alaa berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ( ) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf: 16 – 17)
Apakah Allah memaafkan bisikan hati? Terkadang terlintas di dalam kepala seseorang pikiran menghina Allah atau menghina Nabi dalam hati. Sementara ia sadar bahwa orang yang menghina Allah dengan sengaja adalah perbuatan yang terlarang bahkan termasuk kekufuran. Sehingga ia berusaha sekuat tenaga menahan mulutnya dari mengungkapkan bisikan hati menghina Allah serta menampik bisikan setan tersebut.
An-Nawawi dalam karyanya, Al-Azkar, mengatakan,
الخواطر وحديث النفس إذا لم يستقر ويستمر عليه صاحبه فمعفو عنه باتفاق العلماء، لأنه لا اختيار له في وقوعه ولا طريق له إلى الانفكاك عنه
Lintasan pikiran dan bisikan hati, jika tidak mengendap dan tidak keterusan berada dalam diri pelakunya, hukumnya dimaafkan, dengan sepakat ulama. Karena munculnya kejadian ini di luar pilihan darinya. Sementara tidak ada celah baginya untuk menghindarinya.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita obat mujarab yang mengandung kesembuhan, yaitu dengan sabdanya, “
فليستعذ بالله ولينته
“Maka berlindunglah kepada Allah, dan sudahilah.”
Jika seseorang menyudahi hal tersebut, dan melanjutkan penghambaannya kepada Allah untuk memohon apa yang ada pada-Nya, maka atas kekuasaan Allah, hal itu akan hilang. Maka berpalinglah dari segala bisikan yang mendatangi hatimu dalam masalah ini. Beribadahlah kepada Allah, berdoa dan mengagungkan-Nya. Maka, apa yang dibisikkan selama ini, bukanlah hakikat nyata, akan tetapi hanyalah lintasan pikiran, keragu-raguan yang tidak ada dasarnya.
Nasehat ini dapat disimpulkan sebagai berikut;
1- Berlindung kepada Allah dan menghentikan sama sekali persangkaan-persangkaan tersebut sebagaimana diperintahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
2- Banyak berzikir kepada Allah dan mengendalikan jiwa agar tidak terus menerus dalam keragu-raguan.
3- Konsentrasi dan sungguh-sungguh dalam ibadah serta beramal untuk menunaikan perintah Allah dan mencari ridhanya. Kapan saja ibadah dilaksanakan dengan fokus, khusyu, dan nyata, maka hal itu akan mengalihkan kita dari bisikan keraguan insya Allah.
4- Banyak berlindung dan berdoa kepada Allah agar anda diberikan keselamatan dalam masalah ini. Demikian, semoga Allah berkenan untuk memberikan kemudahan, taufiq dan ridho-Nya. (H. Agung Cahyadi, MA)
Sumber www.konsultasisyariah.net