Suami Istri Bertengkar

  • Sumo

Pertanyaan: Sudah 4 hari ini kami saling mendiamkan, walau saya masih sedikit mengajak komunikasi, tapi suami saya tetap masih acuh. Permasalahannya adalah awal mula saya mengungkapkan ketidaksukaan saya dengan apa yang dilakukan suami saya perihal yang dilakukannya. Saya ceritakan kronologinya, suami saya adalah seorang fotografer, dan 5 hari yang lalu dia mengajak seorang wanita untuk diajak foto (ini tidak izin dan pamitan dengan saya) tapi saya sudah terbiasa akan hal itu.

Selesai editing foto video, suami mengunggah foto tersebut dengan caption “just friend, apalagi pacar atau istri”, sontak saya marah dengan captionnya yang seperti itu, karena tidak ada yang tidak tau dia sudah menikah atau siapa istrinya, kita menikah sudah 8th. Saya bilang ke suami saya, tentang hal itu dan saya juga tidak suka dengan captionnya, suami saya malah menjawab ” lha nanti kalau ada yang ngira dia istriku atau pacarku gimana?” reflek saya juga menjawab, gak mungkin teman temanmu gak tau kalau kamu itu sudah menikah dan siapa istrimu, tapi kalau diluar kamu ngakunya blm menikah ya aku gak tau, setelah saya berucap seperti itu dia malah marah dan mendiamkanku.

Dia mendiamkan saya sudah berhari hari, dan saya juga sebenarnya sudah lelah karena kita kalau bertengkar pasti masalah wanita lain yang dia hubungi dan ajak komunikasi, bilang sudah tidak lagi tapi nyatanya pasti diulang kembali. kemudian saya WA dia, bilang kalau lebih baik pulangkan saja saya ke rumah orang tua saya, dari pada disia siakan terus seperti ini., dan suami saya menjawab “iya”. Pertanyaan saya, setelah saya berucap minta dipulangkan ke rumah orangtua dan dia menyetujuinya apakah itu termasuk talak? karena sampai saat ini dia masih mendiamkan saya, dan mengacuhkan saya. kemudian apa yang harus saya perbuat? karena posisi saya sedang hamil dan ada anak juga. Mohon penjelasannya, terima kasih

Jawaban: Menanggapi pertanyaan diatas. Dapat kami sampaikan beberapa hal berikut ini:

  1. Kebanyakan perselisihan yang terjadi antara suami dan istri disebabkan oleh kesalah fahaman yang terjadi antara keduanya. Dan ketika salah satu pasangan memberi penjelasan, pasangannya itu tidak mau menerima penjelasan itu dan tetap ngotot dengan pendapatnya dan dugaannya. Seperti kisah pada pertanyaan diatas. Dimana suami sudah menjelaskan maksud dari caption yang dia buat,tapi istrinya masih ngotot dengan pandangannya.
  2. Hati-hati dengan prasangka. Karena dalam sebagian prasangka itu ada dosa. Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌۭ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌۭ ١٢

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.

  1. Islam mengajarkan untuk mempercayai yang dhahir dan yang yang tampak saja. Melarang mengulik sesuatu yang tidak ada dasarnya. Apa yang dhahir adalah apa yang terlihat dan didengar. Jangan paksakan perasaan dan dugaan kita pasti benar dan apa yang dikatakan orang lain pasti salah, hanya karena tidak sesuai dengan kemauan kita. Apa yang tidak tampak serahkan kepada Allah swt. Dia yang akan mengurus apa yang tersembunyi dan tidak terlihat,sampai Allah akan menampakkan yang sesungguhnya untuk
  2. Islam memerintahkan untuk menutup celah prasangka. Maka apa yang dilakukan suami pada kasus diatas,yaitu dengan menulis caption pada foto adalah cara yang tepat untuk menutup celah orang lain. Karena foto yang diunggah di media social akan menyebar ke semua orang yang kita kenal dan yang tidak kita kenal.
  3. Terkait permintaan pulang, jika permintaan untuk dipulangkan ke rumah orangtua itu diniatkan untuk meminta cerai, maka talak akan jatuh saat suami mengabulkan permintaan suami dengan dia memulangkan istrinya ke rumah orangtuanya. Tapi jika tidak niat meminta cerai, maka tidak jatuh talak.
  4. Suami mendiamkan istrinya karena dianggap istrinya melawan dan tidak mau menghormati. Bisa jadi dia melakukan itu agar istrinya belajar dari apa yang terjadi, dan mendiamkan/hijr/memboikot istri untuk memberikan pelajaran kepada istri adalah diperbolehkan. Allah berfirman:

وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. An Nisa’: 34)

  1. Agar kondisi membaik,sebaiknya istri mau merendah dihadapan suami dan meminta maaf, walaupun dia merasa tidak bersalah. Karena suami itu semakin dilawan, dia akan semakin meninggi. Sebaliknya jika dihadapi dengan kerendahan, maka dia akan luluh.

Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat. wallahu a’lam bishowab. (Amin Syukroni, Lc)

Sumber: www.konsultasisyariah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.