Surabaya- PW Ikadi Jatim mengadakan pelatihan mubaligh yang di ikuti 35 perwakilan daerah (PD) Ikadi se Jawa Timur. Pelatihan yang di adakan hari Ahad (23/12) mengusung tema “Pembicara Hebat Merebut Hati Umat”. Tercatat sekitar 57 orang peserta memadati aula balai pelatihan dinas kesehatan Surabaya.
Acara tersebut di mulai pukul 08.30 dipandu ust. Slamet Junaidi, dilanjutkan tilawah oleh ust. Nidauddin, Lc serta sambutan ketua Ikadi Jatim yang diwakili oleh ust. Nidhom, SH. Materi pertama disampaikan Ust. Ahmad Habibul Muiz, Lc selaku ketua deputi dakwah PW Ikadi Jatim membahas dhawabit mubaligh Ikadi. Sedangkan materi kedua training public speaking dibawakan oleh ust. Shiddiq Baihaqi dan ust. Misbahul Munir dari KPI.
Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti 9 kiat public speaking yang terangkum dalam kalimat “POWER of LOVE”. Terlebih acara tersebut dibawakan dengan sangat menarik dan atraktif dengan menitik beratkan 60% praktek dan 40 % teori. 9 Kiat jitu tersebut adalah Performance (penampilan), On Air (pengucapan/ suara), Word (pemilihan kata), EmpaticEnthusiatic (penguasaan audien), Relationship (komunikatif dan membina hubungan dengan audien), Line and list (alur dan pencatatan materi), Ownership (penguasaan materi), Variation (metode penyampaian yang variatif), Enrichment (perkaya dengan motivasi dan inspirasi).
Diakhir training, para peserta diminta untuk mempraktekan materi yang didapat dengan langsung berceramah secara bergilir di hadapan para kelompoknya untuk kemudian di evaluasi bersama. Kemudian 3 peserta pilihan dari 3 kelompok besar berceramah di depan seluruh peserta.
Acara pelatihan berlangsung selama 8 jam, dimulai pukul 08.30-16.30 ditutup dengan rekomendasi kepada para peserta oleh ust. Habibul Muiz, Lc. Dalam rekomendasinya ust Habib berpesan kepada para dai ikadi untuk mempraktekkan ilmu yang didapatnya, sehingga dakwah dapat tersampaikan ke seluruh kalangan dengan cara yang menarik. Beliau juga berpesan untuk senantiasa memperbagus kualitas membaca al Qur’an, khususnya bacaan mujawwad, karena dai ikadi diharapkan menjadi contoh dai yang qur’ani.
(Adin/Red)