Saudaraku, Ada beberapa pertanyaan? Benarkah mereka bahagia dengan Ramadhan? Benarkah mereka bahagia dengan amal ibadah ramadhan? Atau bahagia dengan buka puasanya, makan malamnya, jalan jalannya, ngabuburitnya, baju barunya, atau dengan tidur panjangnya? Kalau mereka cinta dengan amal ibadah ramadhan, lalu mengapa mereka meninggalkan masjid? Mengapa mereka berhenti membaca Al-Qur’an? Mengapa mereka menjauhi pengajian? Mengapa mereka asyik dalam kelalaian? Mengapa mereka tidak berdzikir? Mengapa mereka menjauhi orang orang shaleh? Cinta ramadhan, adalah pengakuan yang butuh pembuktian. Cinta ramadhan, adalah cinta amal ibadah, bukan cinta makanan, pakaian, kelalaian. Cinta ramadhan itu keyakinan dan kesadaran. Sungguh, Lebih baik mengaku belum cinta ramadhan. Lebih baik mengaku belum yakin dan belum sadar. Lebih baik mengaku masih sering dikencingi syetan dan dikalahkan oleh syetan yang justeru sedang terbelenggu. Lanjutkan membaca
Ramadhan, Bahagiakah Kita?
Balas