Tiket Masuk Surga

  • Sumo

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rdhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Semua umatku masuk surga, kecuali orang-orang yang tidak mau.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang-orang yang tidak mau masuk surga?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku, ia akan masuk surga. Dan barangsiapa tidak taat kepadaku, ia tidak mau masuk surga.” (Diriwayatkan Al-Bukhari). Hadits ini merupakan kabar gembira bagi semua kaum Muslimin bahwa mereka semua kelak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang tidak mau masuk surga.

Orang-orang yang tidak mau masuk surga bukan karena tidak membutuhkan surga. Tapi lebih disebabkan karena mereka terhalang untuk memasukinya. Mereka lebih memilih dan nyaman dengan kenikmatan dunia yang fana ini daripada kenikmatan abadi di surga kelak. Mereka bergelimang dosa karena lebih memilih jalan yang dianggap mudah daripada melakukan beratnya ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW di atas, bahwa untuk mendapatkan tiket masuk surga, maka yang dituntut adalah ketaatan kepada beliau SAW. Memang tidak mudah untuk menjadi manusia yang selalu taat kepada perintah dan larangan Rasulullah SAW. Banyak kendala yang menyebabkan sesorang tidak taat kepada-Nya.

Salah satu kendalanya adalah hati yang masih tertarik kepada dosa. Ibnu Al-Qayyim menyebutkan: “Lemahnya tekad tidak kembali kepada maksiat, hati masih tertarik pada dosa dari hari ke hari, dan ingat keasyikan mengerjakannya. Kadang, seseorang menarik nafas panjang dan naik darahnya ingin bermaksiat lagi.” Ketertarikan hati pada dosa terjadi akibat adanya futur (spiritual melemah), yang merupakan ekses dari lemahnya taqarrub kepada Allah SWT misalnya dengan membaca Al-Qur’an, dzikir secara rutin setelah setiap shalat wajib, qiyamul lail, puasa sunnah, bersedekah, muhasabah dan sarana-sarana taqarrub kepada Allah SWT lainnya.

Jika seseorang takluk pada pikiran-pikiran seperti itu, tanpa menangkalnya dan mengalahkannya dengan kesadaran yang mengembalikannya ke jalan lurus, maka kadang membuatnya kembali kepada tempat sesat dan maksiat. Pikiran seperti itu dapat dikikis dengan perasaan selalu diawasi Allah SWT, istighfar, dan minta perlindungan kepada-Nya dari setan yang terkutuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.