Sekarang berapa umur kita? Berapa lama lagi kita masih bisa menikmati kehidupan? Tidak banyak manusia di zaman kita ini bisa hidup lebih dari seratus tahun. Ada yang umurnya enam puluh tahun. Ada yang tujuh puluh tahun. Ada pula yang delapan puluh tahun. Yang jelas, umur satu orang bisa berbeda satu sama lain. Semisal kita diberi jatah hidup sampai umur seratus tahun, lalu ditanya,”Apakah hidup Anda cukup lama?” Jika kematian adalah akhir dari segalanya, bisa jadi kita akan menjawab,”Hidup saya cukup lama.” Tetapi sadarkah kita bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya?
Sebaliknya, kematian adalah awal dari kehidupan yang abadi, yang tidak bisa diangkakan berapa lamanya. Seratus tahun atau lebih dari itu, sepanjang masih bisa diangkakan, apakah berarti jika dibandingkan dengan lamanya waktu yang tidak bisa diangkakan? Pasti tidak berarti apa-apa dan tidak bisa dibandingkan. Kesimpulannya, hidup kita di dunia ini memang betul-betul singkat betapapun lamanya.
Karena itu tidaklah mengherankan jika Rasulullah berpesan,”Hiduplah di dunia seperti orang asing atau orang yang mampir lewat saja.” Perjalanan kita masih amat panjang. Dunia ini hanyalah satu titik dari garis panjang kehidupan kita. Jika memang demikian, adakah makna yang lebih jauh dari titik kecil yang bernama dunia ini?
Ada. Meskipun dunia ini teramat singkat, kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa nasib kita pada kehidupan yang abadi kelak hanyalah akan ditentukan oleh kehidupan dunia kita. Kehidupan abadi kita yang bernama akhirat hanyalah saat untuk menuai apa saja yang kita tanam di dunia ini. Tidak ada lagi kesempatan menanam ketika kita sudah berada di akhirat. Ad-dunya mazra’atul akhirah. Dunia adalah ladang kehidupan akhirat.
Memang dunia ini singkat. Akan tetapi, semua ditentukan oleh dunia yang singkat ini. Karena itu, tidak ada yang harus kita lakukan kecuali benar-benar memanfaatkan yang singkat ini dengan segenap kemampuan dan kekuatan kita. Jika kita gagal di dunia yang singkat ini, gagallah kita selama-lamanya. Sebaliknya, jika kita sukses di dunia yang singkat ini maka kita akan sukses selama-lamanya. Mirip ujian. Demikianlah dunia ini. Kalau kita sekolah atau kuliah, pasti ada ujiannya. Yang namanya ujian pastilah hanya dilaksanakan selama beberapa jam atau beberapa hari saja. Tapi, ujian yang singkat itu benar-benar menentukan. Jika kita gagal dalam ujian yang singkat itu, gagallah kita. Jika kita sukses, sukseslah kita.
Allah sendiri memang telah menyatakan bahwa kehidupan dunia ini adalah ujian. Di dunia ini, kita diuji siapakah yang paling baik. Kita diuji siapa yang jujur dan siapa yang berdusta. Siapa yang mau berkorban dan siapa yang tidak mau. Yang bisa mengerjakan ujian dengan nilai baik akan mendapatkan penghargaan yang menggiurkan. Sedangkan yang nilai ujiannya jelek akan mendapatkan hukuman yang amat berat.