No Pain, No Gain

  • Sumo

“No Pain, No Gain” : Tanpa rasa sakit, Tidak ada hasil (Pepatah Inggris), maknanya adalah kesuksesan tidak akan tercapai tanpa melalui kerja keras dan pengorbanan yang terkadang menyakitkan. Identik dengan makna dari petuah, pepatah dari berbagai negara. “Man jadda wajada” : Barangsiapa bersungguh – sungguh maka akan berhasil (dalam Pepatah Arab). “Sopo temen, bakal tinemu” : Barangsiapa bersungguh- sungguh maka akan berhasil. (Pepatah Jawa). “Hereket berekettir” : Tindakan mendatangkan berkah/ kebaikan. (Pepatah Turki). “Usaha tidak akan mengkhianati hasil” : Keberhasilan membutuhkan kesungguhan usaha. (Pepatah Indonesia).

Kita sebagai hamba Allah yang diberi karunia potensi dan kompetensi untuk diaplikasikan dalam bentuk nyata berupa bekerja dan berkarya sebagai bukti penghambaan kepadaNya.

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.“(QS At-Taubah : 105)

Mengikuti suri tauladan manusia terbaik yakni Rasulullah Muhammad SAW, juga berkaca dari para Nabi dan Rasul terdahulu juga membuktikan tugas imaroh/ pemakmur dan amirahnya/ pemimpin.

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah engkau mencapai (sesuatu) yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa tak berdaya,” (HR Muslim).

مَنْ اَمْسَى كَالًّا مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ اَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ

 “Barang siapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya” (HR. Thabrani).

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

 “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)

Nilai keberhasilan bukan hanya dilihat di garis finishnya atau di panggung penghargaannya, tetapi dilihat dari proses, tahapan, langkah demi langkah demi terwujudnya hasil akhir. Maka nikmatilah hidup di dunia sebagai ladang amal, yang terus kita ukir dengan prestasi kebaikan. Tidak berhenti sebelum garis finish yakni kematian husnul khatimah dan nikmatnya syurga. Dan kenangan terindah kelak di syurga adalah pahala atas amal shalih kita di dunia ini. (H. Suratno.Ketua IKADI Kab. Madiun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses