Sauadara sekalian, Beriman pada takdir, adalah landasan kebaikan dan akan membuat kita ridlo dengan setiap cobaan. “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.” (Ibnu Qayyim Al Jauziyah), Hendaklah kita tahu bahwa setiap yang Allah takdirkan, telah tercatat sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, dan itu pasti akan terjadi.
Nabi shlallahu alaihi wassalam bersabda :
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Takdir Allah atas kita kadang berupa kesulitan yang harus disabari dan kadang berupa kesenangan yang wajib disyukuri. Tidak sedikit yang kehilangan kendali iman saat berhadapan dengan takdir yang menyenangkan dan banyak pula yang terjatuh karena takdir yang menyulitkan. Tak ada seorangpun yang bebas dari masalah hidup. Ada yang rapuh saat menghadapinya dan ada pula yang tegar, optimis, bahkan memandangnya sebagai tantangan yang dapat dihadapi
Jika takdir yang menimpa kita berupa musibah, maka ada 2 cara untuk meresponnya:
- Ucapkan istirja’ (innalillah wa inna ilayhi roji’uun), agar Allah beri ganti dengan takdir bahagia.
- Hendaknya selalu ingat bahwa kedukaan kita tak ada apa apanya dibanding dengan kedukaan yang menimpa para nabi, sehingga Nabi Muhammad Saw, bersabda: “Paling dahsyatnya ujian itulah ujian para Nabi…” (HR.Ibnu Majah)
Jika takdirNYA berupa kesenangan, maka jangan lupa diri. Ingatlah nasib Fir’aun, Qorun dan lainnya yang hidupnya berakhir nista karena tak mampu mengendalikan diri dan menjadi pembangkang karena kesenangan yang didapatnya (QS. Al Mukmin : 35 dan Al Ankabut : 39). Ya Rahman, Karuniakan hidayah-Mu, agar kami selalu istiqomah dan senantiasa ridha pada takdir-Mu serta sabar menghadapi setiap cobaan-Mu baik suka maupun duka, untuk meraih ridha-Mu. (@msdrehem)