Jangan Permalukan Diri

  • Sumo

Saudaraku, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Engkau menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang ia tidak suka.” Ditanyakan, “Bagaimana jika apa yang aku katakan itu benar?” Beliau menjawab, “Jika benar apa yang engkau katakan, berarti engkau telah mengghibahinya. Dan jika tidak benar, berarti engkau telah memfitnahnya.”

Ghibah adalah membicarakan keburukan saudara kita di belakangnya, walaupun hal itu benar. Fitnah adalah menyebarkan berita bohong atau menuduh tanpa bukti. Terkadang ada yang terkecoh dan memandang bahwa dengan banyak tau aib orang lain, seolah dirinya sangat berwawasan, bahkan kemudian merasa berjasa saat berbagi info aib orang lain.

Allah Ta’ala menyebut pengghibah sebagai pemakan bangkai saudaranya, karena korban yang terghibahi layaknya mayit atau orang yang sudah mati yang tak tau jika aibnya disebar hingga tak  kuasa untuk membela kehormatan diri (Al Qurthubi)

Di era digital, ghibah melalui tangan dan mulut sangat mudah dilakukan bahkan bisa dikapitalisasi, sedangkan fitnah menyebar lebih cepat daripada kebenaran. Harus ekstra hati-hati sebelum berkata dan mengetik membagikan sesuatu, sebab menghindari ghibah apalagi fitnah adalah tanda kesempurnaan iman. Ghibah dan Fitnah sama-sama dilarang keras dalam Islam karena :

Merusak kehormatan diri dan orang lain. Pelaku menjadi tak tenang, malu atas perbuatannya sendiri jika ketahuan dan akan terisolir secara sosial. Sedangkan korban ghibah dan fitnah menjadi tercemar nama baiknya hingga tak bisa mengembangkan dirinya lagi. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram atas kalian…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Merusak ukhuwah karena menyalakan api kebencian. Ghibah disetarakan dengan memakan bangkai saudara sendiri, dan akan menjadi lebih buruk lagi perbandingannya jika menfitnah. Sebab fitnah lebih kejam dari pembunuhan

Dosa yang Terus Mengalir (Dosa Jariyah) Pelaku ghibah dan fitnah bisa mendapatkan dosa yang terus mengalir meskipun ia sudah meninggal dunia, selama ghibah dan fitnahannya terus berlangsung dan berdampak buruk. Mengundang murka Allah karena mendzolimi  sesama saudara muslim. Sungguh fitnah

Cara Menghindari Ghibah dan Fitnah :

  1. Berhati-hati dalam berbicara. Gunakan amanah lisan dari Allah untuk hal-hal yang bermanfaat seperti zikir, doa, dan berbagi ilmu.
  2. Menjadi cerdas dan bijak dengan mencari kebenaran, jangan mudah percaya dan terpedaya hingga menjadi korban sebaran hoax, apalagi ikut menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya (Al Hujurat : 6).
  3. Menghadapi orang secara langsung jika ada masalah dengannya, dan selesaikan secara baik-baik.
  4. Menjauhi lingkungan, orang atau komunitas pengghibah dan penfitnah. Jika kita menjadi pelaku 2 hal tersebut, maka
  5. minta maaflah pada korban
  6. dan segera minta ampun kepada Allah SWT.

Rasulullah ﷺ  bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya Rahman Jangan jadikan kami pelaku dan korban dari ghibah dan fitnah. Aamiin (@msdrehem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses