Mencintai Mekkah dan Madinah

  • Sumo

Saudaraku, Menjadi dusta jika mengaku cinta pada Allah dan Rasul Saw, tetapi tak bisa mencintai siapa dan apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul. Mencintai Mekkah dan Madinah adalah bukti cinta kita pada Allah dan Rasul, karena kedua kota tersebut terklaim sebagai kota yang dicintai. Maka, ukuran kedalaman cinta dan kesetiaan kita pada Allah dan Rasul adalah seberapa besar cinta kita pada kedua kota suci tersebut.

Sesungguhnya Allah mengkreasi kedua kota tersebut menjadi kota istimewa yang akan dicintai oleh para pecintaNya. Keimanan kita secara otomatis menuntun untuk sangat mencintai Mekkah dan Madinah, hingga siapapun, yang berpunya dan yang tak punya, yang tua dan yang muda bahkan juga anak anak, laki laki dan perempuan terobsesi dan tertakdir berziarah. Pada siang dan malam hari, kedua kota yang penuh barokah itu selalu hidup dan ramai, karena para peziarah datang dari seluruh penjuru dunia untuk berkumpul dengan semangat kesetaraan dan kesamaan tujuan, beribadah secara “dekat” pada Allah SWT, seolah “dibersamai” Rasulullah.

Udara Mekkah tak pernah hampa dari wanginya lantunan talbiyah sebagai ekspresi dari kekerdilan dan ketaatan hamba, sedangkan Ka’bah tak sedetikpun lepas dari putaran thawaf yang  terus menerus dilakukan tanpa jedah waktu sama sekali. Sementara di Madinah,  berhambur suara indah shalawat yang terlantun dari bibir para pecinta Nabi di masjidnya dan di Raudhah atau taman surga.

Mengapa ke Mekkah dan ada apa dengan Mekkah ?

  1. Ada perintah Allah Swt, sang Pemilik dan Penguasa atas kita.
  2. Ada rindu pada Sayyidati Hajar, yang tetap setia pada pernikahannya walau harus tinggal hanya berdua saja bersama bayinya Ismail AS, di kesunyian dan ketandusan gurun pasir Mekkah. Saat sang bayi menangis kehausan, beliau mencari air dan berlari tanpa henti 7 kali dari bukit Shafa ke bukit Marwah, hingga Allah berkenan mengkaruniai zamzam yang tak pernah kering sampai akhir dunia sebagai kemuliaan baginya dan rejeki penyambung hidup
  3. Ada Baitul Atiq atau Ka’bah yang dibangun oleh Khalilullah Ibrahim AS, sebagai kiblat dan pusat dari ibadah pokok dari hambaNya. Dindingnya berhias Hajar Aswad atau batu hitam dari surga.
  4. Ada cinta teragung dari Rasul SAW, pada kota Mekkah dan kita merasa tenang bernaung di kecintaan beliau. Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah. Engkau adalah sebaik-baik bumi, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)” (Hadits shahih riwayat at-Tirmidzi)
  5. Ada sejarah panjang yang memberi keteladanan dan mengharukan dari kisah masa kecil hingga masa kenabian Rasulullah SAW.
  6. Ada tubian pahala yang dihamburkan Allah saat kita ditakdirkan beribadah disana.

Ya Rahman, Jika tidak menjadi penduduknya, maka karuniakan kami kesempatan bahkan kesempatan yang berulang ulang untuk selalu ziarah kesana.. (@msdrehem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses