Rezeki Seret

  • Sumo

Pertanyaan:  Saya ijin tanya apa benar kalo rezeki suami seret itu karna perilaku atau akhlak istri yang buruk, dan mertuanya di musuhi karna pernah ada konflik, bahkan anaknya dilarang untuk main kerumah kakeknya kadang Masalah kecil sama suami selalu dibesar besarkan dan suaminya itu sabar meski setiap bertengkar istri minta pisah karna suami kasian sama anak anak takut jadi korban, minta solusinya ustadz

Jawaban: Perangai buruk seorang istri tidak secara langsung menyebabkan seretnya rezeki seorang suami. Sebab, setiap individu telah dijamin rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:

مَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Tidak satu pun makhluk melata di bumi melainkan Allah-lah yang menjamin rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
(QS. Hud: 6)

Namun, perilaku buruk seorang istri bisa — secara tidak langsung — menjadi sebab terganggunya kelancaran rezeki suami. Sebab, perangai yang buruk dapat menimbulkan konflik dalam rumah tangga, yang pada akhirnya membuat suami kehilangan semangat, tidak fokus dalam bekerja, dan tidak nyaman dalam menjemput rezeki.

Rezeki yang lancar bukan hanya bergantung pada baik atau buruknya sikap istri, tetapi juga pada kuatnya ikhtiar, ketakwaan, dan amalan-amalan yang mendatangkan keberkahan. Beberapa hal yang disebut dalam syariat sebagai sebab datangnya rezeki antara lain:

  1. Bertakwa kepada Allah

Allah berfirman:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At-Thalaq: 2–3)

  1. Bertawakal kepada Allah

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan lainnya – hadits hasan sahih)

  1. Memperbanyak Istighfar

Allah berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا • يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا • وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku (Nabi Nuh) berkata kepada mereka, ‘Beristighfarlah kepada Tuhan kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit atas kalian, dan memperbanyak harta dan anak-anak kalian, serta menjadikan kebun-kebun dan sungai-sungai untuk kalian.”
(QS. Nuh: 10–12)

  1. Bersyukur atas nikmat Allah

Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’”
(QS. Ibrahim: 7)

Tentu, selain empat hal di atas, masih banyak sebab lain yang menjadi jalan datangnya rezeki, seperti silaturahmi, sedekah, dan berbuat baik kepada sesama. Demikian yang dapat disampaikan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish-shawab. (Amin Syukroni, Lc)

Sumber: www.konsultasisyariah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses