Si Instan yang Spontan di kamar ber AC, duduk di kursi empuk, sambil menyeruput kopi hangat, dengan pandangan tajam, dengan gerak jari ritmis di keyboard laptop. Ditelusurinya jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang, berkelok-kelok, bercabang-cabang, dishoot berkali-kali saking penasarannya, …dan “Yes, Hore….” sampailah ke Puncak Hargo Dumilah. Tidak berselang lama kemudian beralih main game online Planet Calypso dalam Entropia Universe.
Sang Militan nan Spartan bergegas jogging sepulang Subuh di masjid terdekat, mengambil rute keliling desa yang naik turun melintasi sawah untuk persiapan akhir pekan bareng teman-teman Komunitas Pencinta Alam MACHO (Melintas Alam Cah Hang Out-an) naik Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Sang Militan dengan semangat tinggi, penuh gairah dan tekad yang kuat, terus memupuk sifat Spartannya, agar punya daya tahan kuat, keberanian membara, dan kesiapan menghadapi kendala di alam liar nan menantang. Disiapkannya perlengkapan dengan detail sesuai arahan Coach Sadewo, Sang Legend dalam pendakian gunung di Indonesia, bahkan luar negeri.
Tibalah hari yang dinanti-nanti, bersama 8 orang lewat pintu gerbang pendakian di Cemoro Sewu menikmati sejuknya hawa gunung, semilir angin berhembus, suara merdunya burung, gemerisik aliran air selokan, indahnya bentangan perbukitan, damainya hati dalam langkah, nikmatnya makanan dan minuman ala kadarnya, hangatnya candaan rekan-rekan, kompaknya tim saling menguatkan, … dan sampailah ke Puncak Hargo Dumilah. Berbuncah bangga hati mencapai puncak gunung dengan sepenuh validasi diri, yang akan menjadi cerita indah nan abadi sebagai prestasi dan prasasti bagi diri juga lintas generasi.
Seiring perkembangan jaman yang semakin modern, lengkap dengan berbagai fasilitas kehidupan dan mudahnya akses ke berbagai wilayah dunia, menjadikan manusia tersanjung dengan gemerlapnya dunia. Terjadilah berbagai lompatan dan loncatan yang eksponensial dalam berbagai bidang kehidupan. Tanpa disadari terjadilah pergeseran karakter, sifat, watak, temperamen dan kecenderungan menjadi generasi instan dan spontan.
Generasi Si Instan Spontan yang tidak sadar dan tidak sabar dalam mengenali dan menjalani proses panjang, yang melewati banyak tahapannya. Yang melakukan sesuatu secara serta merta, tanpa dipikir dan direncanakan terlebih dulu secara matang dan pertimbangan dari berbagai aspek. Tidak berakar kuat dalam prinsip, tidak kokoh dalam menghadapi tribulasi, dan keberanian minim dalam pertarungan sosial.
Sementara generasi yang kita idamkan sebagai Generasi Emas 2045 adalah generasi Sang Militan nan Spartan, yang menyadari kompetensi dan potensi diri, meyakini peran dan pesan besarnya dalam menghadapi dunia modern. Dengan keberaniannya mengambil posisi strategis dalam peralihan generasi dan pewarisan nilai kebaikan dan perbaikan (shalih wa mushlih). Tidak gamang dalam bersikap, tidak rapuh dalam pendirian dan pantang menyerah menghadapi tantangan. Selamat datang Generasi Indonesia, Generasi Emas 2045, Generasi Sang Militan nan Spartan. (H. Suratno, Ketua IKADI Kab. Madiun)