Tidak ada satupun manusia yang sepi dari perasaan susah dan resah dalam hidup ini, karena hal yang demikian itu sudah menjadi pembawaan penciptaan dirinya, terutama ketika menghadapi kondisi dan situasi yang menakutkan dan agak mengkhawatirkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam Al Quran surat Al Ma’arij: Sesungguhnya manusia itu diciptakan dalam keadaan keluh kesah dan kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir “. (Q.S.Al Ma’aarij: 19-21)
Kemudian dilanjutkan dengan Firman Allah swt: kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang selalu setia mengerjakan salatnya, yang di dalam hartanya ada bagian tertentu, untuk orang (miskin) yang meminta-minta dan orang (miskin) yang menahan diri dari meminta-minta, yang memercayai hari Pembalasan, dan yang takut terhadap azab Tuhannya. Sesungguhnya tidak ada orang yang merasa aman dari azab Tuhan mereka. (Termasuk orang yang selamat dari azab adalah) orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya). Maka, siapa yang mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (Termasuk orang yang selamat dari azab adalah) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka, yang memberikan kesaksiannya (secara benar), dan yang memelihara salatnya. Mereka itu (berada) di surga lagi dimuliakan. (Q.S.Al Ma’aarij : 22-35)
Kemudian di dalam Al Quran surat Yunus Allah swt berfirman: Ingatlah bahwa sesungguhnya wali wali Allah adalah orang orang yang tidak pernah punya perasaan takut dan juga tidak pernah punya perasaan sedih, mereka itu adalah orang orang beriman dan mereka adalah orang orang yang bertakwa, bagi mereka kegembiraan di dalam kehidupan dunia dan dalam kehidupan akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat kalimat Allah, yang demikian itu adalah kebahagiaan yang besar “. (Q.S.Yunus: 62-64)
Kemudian di dalam ayat dan surat yang lainnya Allah juga berfirman: Sesungguhnya orang orang yang berkata: Kami telah beriman, kemudian mereka istiqomah, maka telah turun kepada para malaikat (untuk mengucapkan kepada mereka) : Hendaklah kalian jangan khawatir dan jangan bersedih dan bergembiralah dengan surga yang kalian telah di janjikan, kami adalah para penolong kalian dalam kehidupan dunia maupun di akhirat, dan bagi merekalah di surga nanti mereka mendapatkan apa saja yang kamu inginkan dan juga mendapatkan apa apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) dari Allah yang Maha Penampungan lagi Maha Penyayang “. Q.S. Fusshilat (41): 30-32.
Keresahan itu biasanya muncul dan dominan karna terlalu banyak memikirkan dunia dan terlalu berharap pada manusia, karena itu Rasulullah saw mengajarkan kepada kita doa sbb:
اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ علمنا
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini menjadi tumpuhan harapan kami yang terbesar dan juga menjadi puncak ilmu (keyakinan) kami “
Rasulullah saw bersabda: ” Barangsiapa yang akhirat menjadi perhatian dan kepentingannya maka Allah akan menjadikan kecukupan dan kekayaannya ada dalam hatinya dan Allah akan mengumpulkan untuknya terhadap kebutuhannya dan dunia akan datang kepadanya dengan mudah. Tetapi barangsiapa yang menjadikan dunia ini kepentingannya maka Allah akan menjadikan kefakirannya itu berada di antara kedua matanya dan Allah akan mencerai beraikan kebutuhannya sedangkan dunia ini tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah di takdirkan untuknya”. (HR. At Tirmidzi)
Ini semua tidak berarti kita meremehkan dunia dan tidak berusaha untuk mengatur dunia kita dan melupakannya, justru ini menjadi dasar kita dalam mengelola kehidupan dunia. Maknanya ada kesinambungan antara urusan dunia dan urusan akhirat. Rasulullah saw ketika ada adzan dan panggilan shalat, Nabi seakan meninggalkan semua kesibukan dunianya, maka Shalatlah menjadi sesuatu yang terpenting pada saat itu, sampai sampai Allah juga memerintahkan meninggalkan kesibukan berbisnis ketika kita sudah dipanggil untuk segera berangkat shalat Jum’at
Firman Allah swt: Hai orang orang yang beriman, apabila kamu di panggil untuk shalat pada hari jumat maka bersegeralah untuk menuju zikrullah dan tinggalkan jual beli kamu, demikian itu akan lebih baik jika kamu mengetahui, dan apabila shalat telah selesai di tunaikan maka bertebarlah di muka bumi ini dan carilah sebagian dari rezki Allah pasti kamu akan mendapat keberuntungan dari Allah “. (Q.S.Jumuah: 9-10)
Kita tetap di perintahkan untuk mencari rezki dengan baik dengan memilih waktu yang tepat dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kita serta memperbaiki cara kita mencari dan tidak mengambil sesuatu kecuali yg halal dan di perbolehkan dalam syariat. Rasulullah saw bersabda: Allah memberi rahmat dan pertolongan kepada seseorang yang bekerja dengan baik, mempergunakan dengan hemat (proporsional) dan bisa menyisakan sebagian untuk saat dia membutuhkan dan memerlukannya “. (Al Hadits). (abds)