Dari Abdullah bin Mas’ud radliyallahu anhu, beliau bercerita: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah sholallahu alaihi wasallam dan bertanya: Ya Rasulallah, bagaimanakah menurut Baginda bila ada seseorang yang mencintai sekelompok orang (mulia), namun ia tidak bisa seperti mereka? Maka Rasulullah SAW pun bersabda: “Seseorang akan bersama siapa yang dicintainya”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Dan dari Anas bin Malik ra, beliau bertutur: Ada seorang lelaki a’rabi (Arab Badui) bertanya kepada Rasulullah SAW: Kapankah kiamat itu? Lalu Baginda Rasulullah SAW bertanya balik: “Memangnya apa yang telah engkau persiapkan untuk (menghadapi)-nya? Dia menjawab: Aku tidak mempersiapkan untuknya ibadah puasa, shalat dan sedekah yang banyak. Tapi (yang jelas) aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasulullah SAW langsung menimpali dengan sabda beliau: “(Kalau begitu) Engkau akan bersama siapa yang engkau cinta”.
Anas ra (sahabat perawi) berkomentar: Sungguh kami (para sahabat) tidak pernah bergembira dengan sesuatupun, setelah kegembiraan berislam (tentunya), seperti kegembiraan yang kami rasakan dengan sabda Rasulullah SAW (Engkau akan bersama siapa yang engkau cinta). Anas ra melanjutkan kata-katanya: Sungguh aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakar ra dan Umar ra. Aku berharap akan bisa bersama mereka, berkat cintaku pada mereka, meskipun aku tidak mampu beramal setara dengan amal mereka”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Semoga maulid kali ini, berkat rahmat dan taufiq Allah, menjadi momentum muhasabah terhadap cinta kita selama ini untuk Sang Kekasih Baginda Sayyidina Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga ia tidak hanya sebatas klaim semata, melainkan menjadi cinta imani hakiki yang terbuktikan dengan berbagai bukti nyatanya! Amin.
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَزْوَاجِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَصْحَابِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
(AMJ)