Di tahun 99 H, ketika berusia 37 tahun, Umar bin Abdul Aziz diangkat sebagai Khalifah berdasarkan surat wasiat Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Saat diumumkan sebagai pengganti Sulaiman bin Abdul Malik, Umar berkata, ”Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun.” Karena itu, di hadapan rakyat sesaat setelah dibaiat ia berkata, ”Saudara-saudara sekalian, saat ini saya batalkan pembaiatan yang saudara-saudara berikan kepada saya, dan pilihlah sendiri Khalifah yang kalian inginkan selain saya.” Umar ingin mengembalikan cara pemilihan kekhilafahan seperti yang diajarkan Nabi, bukan diwariskan secara turun-temurun. Tapi, rakyat tetap pada keputusannya: membaiat Umar bin Abdul Aziz. Lanjutkan membaca
Arsip Kategori: Kisah
Wara’nya Seorang Tabi’in
Saat-saat bertabur bahagia meliputi diri Sirin di Kota Nabi, ketika ia melangsungkan pernikahan dengan Shafiyah, mantan budak Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Delapan belas orang sahabat yang pernah ikut Perang Badar hadir dalam pernikahannya. Kebahagiaan pasangan suami istri ini semakin bertambah ketika kelak Allah menganugerahkan seorang anak kepada mereka. Anak itu mereka namai Muhammad. Muhammad bin Sirin sempat berjumpa dengan tiga puluh orang sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Ia telah mengambil banyak ilmu dan hikmah dari mereka. Tidaklah mengherankan jika Muhammad bin Sirin kemudian menjadi seorang ulama yang faqih, berakhlaq mulia dan penuh dengan keteladanan. Lanjutkan membaca
Dunia Penjaranya Orang Mukmin
Alkisah, pada suatu hari seorang imam besar penulis kitab monumental Fathul Bari syarah Shahih Al-Bukhari yang saat itu menjabat sebagai hakim agung di Mesir, yang tak lain adalah Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah, sedang melintas di sebuah pasar rakyat, dalam iring-iringan yang megah lengkap dengan kendaraan kereta cukup mewah yang ditarik oleh bagal (baghal), dikelilingi oleh kerumunan orang banyak. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki yahudi penjual minyak panas dengan pakaian yang penuh minyak dan tampilan yang sangat lusuh serta kotor sekali. Si yahudi merangsek masuk ke tengah-tengah rombongan pengiring dan menembus kerumunan khalayak serta berusaha mendekati kereta bagal yang dinaiki oleh sang Imam. Lanjutkan membaca
Salahudin Al-Ayubi
Namanya sangat di kenal baik di dunia Timur maupun Barat. Di Timur, Salahuddin dikenal sebagai pemimpin kaum muslim yang merebut dan membebaskan Al-Quds (Jerusalem) dari penguasaan Pasukan Salib. Di Barat, ia dikenal sebagai panglima perang yang gagah, pemberani, namun berjiwa kesatria dan pemaaf.
“Siapapun yang menguasai Palestina, dia akan menguasai dunia.” Kata-kata yang sangat terkenal ini keluar dari mulutnya. Tidak hanya sekadar kata, dia pun berhasil mewujudkan kata-katanya itu. Lewat perjuangan panjang dan melelahkan, Salahuddin dan pasukannya mampu merebut kembali tanah Palestina yang ketika itu selama delapan puluh tiga tahun lepas dari genggaman. Lanjutkan membaca